Puasa Takhalli

0
110

TASAWUF RAMADAN (5)

PUASA TAKHALLI

Oleh: Husain Alfulmasi

Sebagaimana amanat Allah SWT dalam QS:1(183) bahwa taqwa adalah tujuan akhir puasa. Taqwa merupakan kondisi seseorang yang full asupan gizi ruhani dalam dirinya.

Asupan gizi memenuhi ruhaninya selama sebulan. Waktu sebulan itu merupakan waktu ideal membentuk taqwa yang kokoh untuk menghadapi berbagai cobaan, ujian, dan godaan 11 bulan berikutnya.

Dalam sebulan itu dipilah menjadi 3 tahapan memproses terbentuknya taqwa.

Pada 10 hari pertama adalah proses takhalli (pengosongan kotoran), disusul 10 hari kedua proses tahalli (pengisian kebaikan) dan 10 hari terakhir proses tajalli (penyinaran Ilahi).

Dalam proses takhalli ini yang dikosongkan hanya dosa-dosa dari anggota tubuh zahir saja; lisan, mata, tangan, dan kaki.

Mengapa hanya 4 anggota tubuh itu? Keempatnya merupakan anggota tubuh yang aktif memproduksi dosa dan maksiat.

Pada 10 hari pertama Ramadan yang dilakukan adalah proses mengosongkan noda dan dosa yang dibuat oleh lisan dengan cara tidak berkata bohong, sebar hoax, tidak menggunjing, memfitnah dan mengumbar aib orang.

Menutup telinga mendengar gosip, umpatan dan aib saudaranya. Melepaskan barang haram yang bukan hak dan miliknya dari genggaman. Berkomitmen tidak lagi melangkahkan kaki ke tempat maksiat.

Sebuah riwayat masyhur dari Imam Baihaqi dan Ibnu Khuzaemah bahwa 10 malam pertama disebut sebagai malam-malam yang penuh kasih sayang.

Proses takhalli 10 hari pertama ini sangat urgen karena selain prosesnya disertai rahmat Allah juga menjadi penentu bisa bergeser ke proses tahap selanjutnya.

Hadis Nabi riwayat Bukhari mengingatkan:

من لم يدعى قول الزور والعمل به فليس لله حاجة في ان يدع طعامه وشرابه

Siapa yang belum move on mengosongkan dari dirinya aktivitas tak terpuji, hampir tak berarti ia berpuasa makan dan minum.

Nah, yang menarik bagaimana proses pengisian kebaikan itu? Akan dibahas pada Puasa Tahalli.

Polewali, 5 Maret 2025

ddi abrad 1