TASAWUF RAMADAN (20)
PUASA TAHALLI (n)
Waspada Perangkap Jidat !
Oleh: Husain Alfulmasi
Suatu ketika saya heran dengan teman saya, Si Fulan yang sujud cukup lama. Selama saya berteman dengannya baru kali ini saya menjumpainya sujud begitu lama.
Entah sejak kapan dia mulai begitu yang jelas belum lebih dari sepekan karena pekan lalu saya menjumpainya sujud masih seperti biasa tidak begitu lama hanya sekedar membaca tasbih subhana rabbiyal ‘a’la wabihamdihi tak sampai 4 detik.
Pada suatu kesempatan jelang salat isya dan tarawih saya melototi wajahnya dari samping saat dia sedang mendaras Alquran. Saya langsung tertuju pada dahinya yang memang dibiarkan terlihat. “Kenapa ya bisa tiba-tiba jidatnya hitam seperti lebam” tanyaku dalam hati.
Penasaran dengan itu akhirnya aku tanya “Kenapa bisa jidatmu hitam begitu?” Saya ingin di akhirat nanti wajahku berseri karena ada bekas sujud di dahiku. Kamu boleh juga melakukannya. Mudah saja kok mendapatkannya sujudlah dengan menekan dahimu di lantai atau di atas sajadah. Awalnya kayak luka tapi akhirnya nanti hitam juga” Jelasnya penuh semangat.
Jidat hitam yang terdapat pada dahi seseorang mengisyaratkan sejumlah tanda antara lain sebagai tanda orang yang sering sujud lama-lama.
Sujud lama menandakan bahwa orang tersebut begitu menikmati salat yang ia kerjakan. Sujud lama juga berarti orang itu begitu ringan melaksanakan perintah Allah, padahal gerakan sujud merupakan gerakan sungguh berat bagi yang tidak terbiasa melakukannya.
Jidat hitam dapat juga menjadi tanda untuk orang yang banyak bersujud. Orang yang banyak bersujud menandakan bahwa orang tersebut banyak menghaturkan terima kasih kepada Allah atas tak terhingga nikmat dan yang dia peroleh.
Rasulullah Saw pernah diminta oleh Aisyah agar mengurangi sujud. Alasan Aisyah yang tak lain istri Rasul sendiri bahwa nabi sudah dijamin masuk surga sehingga tidak perlu banyak-banyak bersujud. Rasulullah Saw hanya menjawab singkat “Saya hanya ingin menjadi hamba yang pandai bersyukur”
Selain itu jidat hitam juga menjadi tanda bagi orang yang taat dan konsisten menjaga salatnya.
Namun demikian halnya jidat hitam mesti juga diwaspadai keberadaannya pada dahi karena dia bisa menjadi penghancur amal kebaikan.
Riya’ atau sikap ingin mendapat pujian dalam melaksanakan ibadah merupakan penyakit yang sangat berbahaya bagi orang-orang yang sering sujud.
Terkait jidat hitam ini ada dua buah hadits yang satu nabi sangat menguatirkan riya’ terjadi pada orang berjidat hitam, hadis yang satu lagi nabi malah sangat tidak menyukainya.
Jadi jidat hitam bisa sebagai tanda kesalehan seseorang jika ia ada secara alami, namun bisa juga sebagai tanda kehancuran amal kebaikan jika didapatkan dengan cara diusahakan dan sengaja diperlihatkan pada orang agar disanjung dan dipuji. Kita berlindung kepada Allah atas semua itu.
Polewali, 20 Maret 2025.