Akhlaq

0
47

AKHLAK

Suf Kasman

Akhlak yang baik adalah perhiasan yang paling indah bagi seorang Mukmin.” (HR. Bukhari)

Masya Allah, seseorang yg berakhlak terpuji, apatah lagi wajah gagah/cantik, penampilan bersih, ucapan yang lembut. Ingin rasanya cepat-cepat menjadikannya bagian dari keluarga besarku, bahkan siap menjadikan dia sebagai menantu perdana.

Dengan akhlak yang elok adalah cermin dari kebersihan hati.

Keindahan akhlak mulia dalam Islam merupakan cerminan dari iman yang kuat dan keyakinan yang teguh kepada Allah Swt.

Akhlak Baik itu dipelajari

Kini, sudah ada jurusan Pendidikan Akhlak.

Pendidikan Akhlak sangat penting dalam konteks kekinian, karena kesempurnaan perangai seseorang bergantung pada kebaikan dan keluhuran akhlaknya.

Contoh akhlak terpuji, Sipakatau, Sipakaingê, Mali’ Siparappê’, dan Rebba Sipatokkong adalah istilah dalam budaya Bugis berkaitan dengan akhlak yang santun untuk saling tolong menolong, sama-sama mengingatkan, dan silih menegakkan.

Menguji Akhlak Seseorang

Jika ingin mengevaluasi karakter seseorang, ber-takzim-lah padanya.

Bila dia berakhlak baik, maka dia akan lebih menghormat dan ber-khidmat.

Sekiranya dia memiliki akhlak buruk, dia akan merasa dirinya paling paripurna.

Hal ini yang terjadi pada taklimat berikut ini.

Salah seorang mahasiswa sedang terburu-buru ke kampus dengan membalap motor trailnya.

Dimana curah hujan sangat deras turun tanpa henti, sehingga kondisi jalan becek dan berlumpur. Jalanan mengalami kerusakan dipenuhi air hujan.

Kala itu, seorang lelaki paruh baya berdiri di pinggir jalan raya, nampaknya menunggu mobil Pete-pete sedang lewat.

Tiba-tiba saja lelaki paruh baya itu kecipratan air dari motor trailnya mahasiswa sedang tergesa-gesa menuju kampus.

Impulsif, lelaki paruh baya itu emosinya meledak-ledak. Hormon estrogennya memompa wajah ovalnya merah membara ingin menerkam manusia mengotorinya.

Mata mabbarê’-barê’, tangannya dikepal mirip gaya kepalan tangan iron Mike Tyson siap meng KO mahasiswa beserta motor trail tuanya.

“Hoiii, kurang ajar engkau anak muda”.

Mendengar teriakan “kurang ajar” dari pria paruh baya yang dilewatinya, mahasiswa itu langsung ngerem mendadak trail tuanya lalu berhenti. Cêddê’ Tappanyunyu’ Buang Sempung!

Lalu, mendekati asal omelan dan gerutuan menyayat hati itu.

“Kurang adab engkau wahai anak muda…”, Hardik pria paruh baya mengulangi bentakan berikutnya.

“Kalau bawa motor pelan-pelan saja sodara”.

“Lihat pakaianku kotor terkena percikan najis. Tidak jadi ma’ ini ke pesta pernikahannya temanku La Sarodding”. Berlogat bahasa dari kampung.

Mahasiswa tetap tenang sambil meminta maaf berkali-kali atas kesalahan yang diperbuatnya.

“I’m sorry Om, aku tidak sengaja! Aku buru-buru ke kampus menghindari keterlambatan. Soalnya, Dosen saya killer dan perfeksionis Om!”

“Bila telat, manrasa na’ ditutupkan pintu ruangan”.

“Sekali lagi saya minta maaf atas kejadian ini Om”. Kata mahasiswa meyakinkan tidak akan melakukan lagi kelalaian ini.

“Jika Om tidak keberatan..”, lanjut mahasiswa menawarkan.

“Silakan buka jas dan songkok hajinya Om. Saya akan bawa ke Laundry Express terdekat, lalu saya kembalikan 1 jam kemudian”. Jawab mahasiswa penuh tanggung jawab.

Rupanya pria paruh baya itu mulai trenyuh, dan sedikit haru menyelediki pemuda matanrê longga’ (kurus jangkung) itu, namun gagah nan rapi.

Syahdan, pria paruh baya langsung menoleransi bin welas asih alian memaafkan anak muda. Nah, inilah ajaran akhlak yang baik mulai diselitkan.

Memaafkan adalah bentuk cinta yang tertinggi dan terindah. Sebagai imbalannya, masing² akan menerima kedamaian dan kebahagiaan yang tak terhitung.

“Baik anak muda, saya maafkan”, Papar pria paruh baya.

“Lain kali kalau bawa motor tidak usah kencang² lari 130 KM perjam di musim hujan. Buang Maggalênrong ko Matu’.

“Melewati genangan air di jalan raya ada aturannya pada UU No. 22 Th 2009. Menghargai pengguna jalan lain, dan mengutamakan keselamatan.” Timpal pria paruh baya menjelaskan panjang lebar mirip memberi kuliah wajib 2 SKS.

“Iye Om”, sahut mahasiswa bermaksud ingin cepat² menyudahi episode terburuknya pagi ini.

“Sekali lagi, saya minta maaf Om”, kata mahasiswa sambil membungkuk penuh hormat pamit mau melarikan diri.

Sebelum mahasiswa kembali ke motor trail tuanya,

Lelaki paruh baya itu tiba² memanggilnya dengan lembut sambil membisikkan sesuatu ke telinganya.

“Nak, apakah kamu sudah berkeluarga?”

Wow rupanya ada berita gembira nih.

Mendengar bisikan indah dari pria paruh baya itu “Apakah kamu sudah berkeluarga?”

Bukan main senangnya mahasiswa ini sambil membayangkan “Jangan-jangan ada anak gadis cantiknya mau ditawarkan baginya”.

Kontan saja mahasiswa itu menjawab, “Saya belum menikah Om, saya kan masih kuliah di semester empatbelas di salah satu PTS di kota ini”.

Mahasiswa terus berfantasi sambil mengkhayal indah-indah: “Ini mi kapang namanya “Sengsara Membawa Nikmat” mau datang.

Hening sejenak mirip film klasik “Kejar Daku Kau Kutangkap”.

Mahasiswa itu terus melempar senyum sambil menatap pria paruh baya seraya memberanikan diri juga tuk bertanya.

“Kalau Om, apakah sudah berkeluarga“?

Pria paruh baya itu menjawab, “BELUM JUGA…!!!“

Wuaddduuh, kukira isyarat punya anak gadis siap untuk di-smackdown, ternyata sama-sama ji bujang lapuk.

19 Ramadhan 1446 H.

ddi abrad 1