Ayo Mudik

0
50

Lensa Jurnalistik Islami

Suf Kasman

Dosen UIN Alauddin

Mudik atau pulang ke kampung halaman bagi perantau, menjadi telatah leluri tak terpisahkan dari hari raya Idul Fitri.

Perjalanan mudik terasa mengharukan, karena akan berjumpa segenap sumpung lolo (sanak saudara) di kampung halaman.

Tidak sedikit orang merefleksikan bahwa pesona yang mengukir cerita lama begitu indah, selain mudik lebaran.

Mengapa bisa demikian, karena mudik ke kampung halaman mirip perjalanan bina cinta alam, ‘indah dan penuh kebahagiaan’ di sepanjang jalan. Harakah-nya seru dan penuh kejutan di setiap tikungan tajam.

Aku menyebut mudik merupakan hadiah terindah dari Allah Swt. Sebab di kampung halaman, setiap pemudik menemukan kebahagiaan sejati dalam pelukan yang dirindukan.

Mudik bisa pula disebut sebagai titik temu antara masa lalu dan masa depan, tempat di mana pemudik menakzimkan dambaan dan memupuk harapan baru.

Mudik tahun 2024 ini idealnya bawa apa?

Ya, bekal yang mesti dibawah mudik, tentu berbekal rindu dan semangat cinta untuk sumpung lolo Ta. Di samping doa terbaik dan hati yang lapang.

Rasa kangen pada sumpung lolo Ta yang tersayang, bertemu pula kawan sepermainan. Itu sebabnya, saat mudik jangan lupa bawa ‘obat anti-macet’ yaitu senyum yang tulus, sekaligus bagi-bagi angpao.

Silahkan mudik, boleh membawa apa saja, asal jangan bawa tumpukan masalah.

Saudaraku,

Sejauh apapun kepergian Anda, tempat kelahiran adalah rumah untuk kembali. Inilah membuatku ingin mudik.

Sudah lama aku tidak melihat kampung kelahiranku yang selalu kubanggakan. Desa Bila Sidenreng Rappang, di sanalah aku dilahirkan ‘Kepingan Surga Nusantara’.

Posisi rumah kelahiranku amat strategis, di depannya terdapat sungai besar.

Di belakang rumahku kl. 2 km berjajar deretan gunung kokoh; masing-masing Bulu’ Ateng dan Bulu’ Bila. Tak jauh dari rumahku terdapat obyek wisata Taman Wisata Puncak Bila. Merugilah yang tidak menikmati aneka wahananya.

Di samping kiri rumahku terdapat sawah membentang.

Tak pernah habis menuai kagum, hari-hariku menjadi hari paling indah, ketika memandang deretan sawah lewat binar mataku. Sementara sebelah kanan rumah kelahiranku berbaris rumah-rumah sumupung loloku.

Di sanalah, tempat aku mulai mengenal ilmu pengetahuan dasar hingga pergi merantau ke negeri orang untuk menuntut ilmu. Semuanya teringat dan terekam oleh virtual memori kenanganku.

Sungguh segar terbayang bagai baru saja terjadi. Aku termangu di ruang bisu anganku hadir.

Memproduksi ribuan canda tanpa batas, bersama teman-teman separuh jiwa penghuni raga.

Hingga hati dipenuhi kesan yang membekas.

Syahdan, kini aku mudik arena mengingat rasa, yang sempat kubiarkan padam tanpa nuansa.

Ku ingin segera melepaskan kebisingan kota Daeng, hendak menikmati makanan burasa’ na tumbuk-tumbuk buatan saudara. Ada juga disebut makanan leppek-leppek na tape pulu taddaga warisan leluhur kami.

‘Ala kulli hal , Selamat mudik bagi seluruh pemudik di Nusantara. Semoga perjalananmu menyenangkan dan selamat sampai di kampung halaman.

Selamat merayakan Lebaran Idul Fitri 2024

‘Mohon Maaf Lahir dan Batin

𝟮𝟴 𝗥𝗮𝗺𝗮𝗱𝗵𝗮𝗻 𝟭𝟰𝟰𝟱 𝗛