Cemburu Pengikis Dengki

0
81

TASAWUF RAMADAN (9)

PUASA TAHALLI (d)

Cemburu Pengikis Dengki

Oleh: Husain Alfulmasi

Selain cemburu buta, sejatinya cemburu ternyata sikap positif. Dalam terminologi Tasawuf cemburu disebut ghirah yaitu semangat yang menggelora dalam setiap jiwa manusia untuk melakukan kebaikan.

Cemburu ada dua macam; cemburu biasa dan cemburu luar biasa.

Pertama, Cemburu biasa adalah sikap seseorang terhadap orang lain yang berprestasi. Misalnya kita cemburu dengan puasa sunat Senin-Kamis-nya yang aktif, rutin dan konsisten. Sementara kita belum bisa melakukan itu dengan berbagai dalih.

Kita cemburu dengan sedekahnya tiap pekan, sedangkan kita belum mampu menirunya padahal pendapatan kita jauh lebih banyak daripada dia.

Cemburu biasa memacu diri sendiri berusaha dengan sungguh-sungguh melakukan kebaikan yang sama. Cemburu ingin mengikuti kiat orang lain meraih sukses.

Kedua, cemburu luar biasa. Kita cemburu dengan aktivitas kebaikannya dan kemampuannya menghindari dosa dan maksiat.

Boleh jadi kita sudah mampu melakukan berbagai kebaikan, tapi kita belum bisa meninggalkan dosa dan maksiat.

Ada praktik baik dari kearifan lokal menyikapi sifat cemburu (yang bisa mengikis dengki). Petuah orang tua mengajarkan bila kita ingin sekali juga memperoleh seperti yang diperoleh orang lain, mintalah kepada Sang Maha Pemberi yaitu Allah SWT dengan cara menyebut atau menunjuk langsung yang kita harapkan itu.

Misalnya, kita ingin sekali juga bisa berangkat haji, maka pada saat menziarahi calon haji bergumamlah dalam hati “Ya Allah beri aku juga rezeki bisa menunaikan haji seperti orang yang sedang saya ziarahi ini”.

Bila suatu saat kita bersilaturahmi di rumah teman dan kita ingin juga memiliki rumah yang indah dan megah seperti rumah teman kita itu, berdoalah dalam hati “Ya Allah, beri aku juga rezeki bisa memiliki rumah impian seperti ini”.

Cemburu biasa maupun luar biasa sebagaimana sabda Rasulullah adalah bagian dari iman. Bahkan sebuah riwayat dari Abu Hurairah Nabi bersabda bahwa cemburu merupakan sifat Allah dan orang beriman.

Wal hasil, iman tak sempurna tanpa adanya cemburu dan cemburu yang tengah melanda kita merupakan proses menyifati cemburu Allah SWT.

Polewali, 9 Maret 2025.

ddi abrad 1