Dr. Salahuddin Sopu
Tulisan ini diambil dari status Facebook seorang kawan sebagai berikut:
Nama ini disebutkan dalam Al-Quran sebagai menteri Firaun, sementara nama ini tidak ditemukan dalam Taurat dan Injil.
Hal ini memicu rasa ingin tahu seorang ilmuwan Prancis, Maurice Bucaille, yang kemudian masuk Islam setelah mengetahui kisah ini.
Dia melakukan penelitian tentang asal-usul nama ini dan mengunjungi seorang ahli Prancis dalam sejarah Mesir kuno.
Dia menunjukkan nama tersebut dan meminta ahli itu untuk menerjemahkan makna nama ini ke dalam hieroglif.
Ahli tersebut membawa buku kamus nama-nama orang dalam Kekaisaran Firaun dan membukanya, dan kejutan lebih besar dari yang diharapkan terjadi.
Makna nama Haman adalah: *”Kepala Pekerja tambang batu!”*
Maurice Bucaille berkata kepada ahli tersebut: *”Bagaimana jika saya memberi tahu Anda bahwa saya menemukan naskah lebih dari 1400 tahun yang lalu yang menyatakan bahwa Haman adalah menteri Firaun, kepala arsitek dan kontraktor? Apa pendapat Anda tentang itu?”*
Ahli itu bangkit dari tempat duduknya dan berkata dengan suara keras: *”Ini tidak mungkin! Nama ini hanya ditemukan pada benda-benda purbakala Mesir dengan tulisan hieroglif. Salah satunya ada di Museum Hofburg di Wina, ibukota Austria.
Informasi seperti ini hanya diketahui oleh seseorang yang bisa membaca aksara hieroglif dan mengerti arti kata Haman. Ini hanya terungkap pada tahun 1822. Di mana naskah itu?”*
Pada saat itu, Maurice Bucaille membuka salinan terjemahan Al-Quran dan berkata, *”Inilah mukjizat Muhammad: Al-Quran.”*
Allah berfirman (dalam Al-Quran) Surah Al-Qasas ayat 38: ‘Firaun berkata, *”Hai para pembesar, aku tidak mengetahui tuhan bagi kamu selain diriku. Maka, hai Haman, buatkan aku sebuah menara supaya aku bisa naik dan melihat tuhan Musa, padahal aku yakin bahwa Musa adalah seorang pendusta.'”*
Salah satu pernyataan Maurice Bucaille yang terkenal adalah: *”Al-Quran berada di atas tingkat pengetahuan orang Arab, di atas tingkat pengetahuan dunia, dan di atas tingkat pengetahuan para ilmuwan di masa-masa kemudian, dan di atas tingkat pengetahuan kita yang maju di zaman ilmu pengetahuan dan pengetahuan pada abad ke-20.
Ini tidak mungkin berasal dari seorang ummi, dan ini adalah bukti kenabian Muhammad – shalallahu ‘alaihi wa sallam – dan bahwa dia adalah seorang nabi yang diilhami.'”*