TASAWUF RAMADAN (24)
PUASA TAJALLI (d)
Takbir Pusat Energi Ruh
Oleh: Husain Alfulmasi
Yang paling layak dibesarkan adalah Allah SWT. Dialah pemilik langit dan bumi serta segala yang ada di dalamnya.
Dialah yang menciptakan manusia dengan segala fasilitas yang disematkan padanya; itulah antara lain makna takbir.
Kata takbir berasal dari kata kabbara, yukabbiru, takbir yang berarti membesarkan.
Kata takbir sendiri asal muasalnya merupakan kata sifat yaitu Kabir salah satu asma Allah yang berarti Yang Maha Besar; yang tidak membutuhkan objek karena memang Allah Maha Besar tanpa ada campur tangan makhluk.
Dalam hadis qudsi dikatakan bahwa Allah disembah atau didurhakai tetap Dia Maha Kuasa dan tidak kurang sedikitpun kekuasaannya.
Hal ini berarti bahwa makhluk sangat pantas membesarkan Allah SWT karena Dialah pemilik jagat raya. Dia yang mematikan dan menghidupkan, serta yang menyiapkan segala rezeki dan kebutuhan makhluk.
Para ahli biologi menyibukkan diri mencari tahu asal muasal manusia yang dalam jasadnya ada ruh. Bagi mereka, ruh pada manusia masih misteri hingga saat ini.
Dalam bahasa Arab ruh terambil dari kata Al-riyaah yang berarti angin sebagai sesuatu yang tak terlihat tapi berenergi. Energi ruh yang memberi unsur hidup bagi jasad dan jiwa.
Energi yang didapatkan ruh dari Allah lewat beragam ibadah salah satunya yang paling efektif lewat puasa. Proses transmisi energi dari Allah kepada hamba lewat puasa sebagai cara khusus Allah.
Firman Allah dalam hadis qudsi bahwa puasa itu milik-Ku dan Akulah yang paling berhak mentransfer energi berapapun kepada hamba-Ku yang sedang berpuasa.
Bila asupan energi untuk jasad harus dengan makan dan minum, maka asupan energi bagi ruh adalah dengan berpuasa.
Semakin sering seseorang itu berpuasa maka semakin hiduplah ruhnya dan semakin banyak pula energi bagi jasad.
Dengan ungkapan lain semakin kuat ruh semakin kuat pula jasad. Sebaliknya semakin redup ruh lemah pulalah jasad.
Fakta sejarah mencatat perang Badar merupakan perang terbesar melibatkan banyak pasukan dari kalangan muslim 313 orang dan dari pihak musuh kafir Quraisy sekitar 1300 orang.
Di atas kertas jumlah yang tidak seimbang ini tentu dimenangkan pihak musuh yang mengerahkan ribuan pasukan, namun demikian pasukan muslim yang berjumlah sedikit justru yang memenangi peperangan.
Kekuatan ruhlah yang membuat mereka turun ke medan perang di bulan Ramadan di saat mereka harus berpuasa.
Secara logika tak mungkin pasukan muslim dapat berperang maksimal sambil berpuasa. Tapi justru saat puasa itulah energi terkirim deras ke jasad para pejuang.
Pasukan muslim cukup memekik takbir Allahu Akbar musuh tetiba terlihat sangat kecil.
Walhasil puasa adalah proses transmisi energi ke ruh, semakin banyak puasa semakin banyak pula energi Tuhan yang akan membentuk kekuatan besar tak tertandingi itulah Allahu Akbar (Tuhan Yang Maha memberi kekuatan besar kepada hamba-Nya.)
Polewali, 24 Maret 2025.