Berakal dan Berhati Wara’

0
37
Oplus_131072

Kalimat motivasi

المَرْءُ إِنْ كَانَ عَاقِلًا وَرِعًا، أَشْغَلَهُ عَنْ عُيُوبِ غَيْرِهِ وَرَعُهُ،

كَمَا العَلِيلُ السَّقِيمُ، أَشْغَلَهُ عَنْ وَجَعِ النَّاسِ كُلِّهِمْ وَجَعُهُ.

Transliterasi:

Al-mar’u in kāna ‘āqilan wari‘an, asyghalahu ‘an ‘uyūbi ghayrihi wara‘uh,

kamā al-‘alīlu as-saqīm, asyghalahu ‘an waja‘i an-nāsi kullihim waja‘uh.

Makna:

Seseorang itu, jika ia berakal dan berhati wara’, maka sifat kewara’annya akan membuatnya sibuk memperbaiki diri,dan tidak sempat memikirkan aib orang lain.

Sebagaimana orang yang sedang sakit, ia tak lagi mempedulikan rasa sakit orang lain karena dirinya pun sedang menahan perih.

Elaborasi:

Ungkapan hikmah dari Imam Asy-Syafi‘i ini mengajarkan agar kita menundukkan pandangan dari aib sesama dan sibuk memperbaiki diri sendiri.

Orang yang berakal dan berhati bersih akan melihat dirinya lebih pantas untuk dikoreksi daripada menelusuri kesalahan orang lain.

Sungguh, tanda kematangan spiritual seseorang adalah ketika ia tidak lagi merasa cukup waktu untuk membicarakan keburukan orang lain, karena seluruh tenaganya tersita untuk memperbaiki hatinya sendiri.

Elaborasi oleh Rahmat Al Amin Addary

Cakke, Enrekang kampus lV DDI Mangkoso.

Yayasan Khasanah Mulia Abadi Th. 2025

ddi abrad 1