Lensa Jurnalistik Islami
BETERNAK DOSA
Suf Kasman
Mengapa orang cenderung berbuat dosa?
Laki & perempuan gemar berkarya dosa.
Orang miskin hingga orang kaya tak luput mengerjakan dosa.
Orang berpendidikan memproduksi dosa.
Orang beragama pun masih ada yg menelurkan dosa.
Markah-nya, rajin ke masjid sambil bergossip ria.
Bahkan, usai shalat tarwih ada yg ambil sandal branded-nya orang. Ini kan dosa!
Malah, ada orang tua (sudah mulai berbau tanah patti’) masih doyan memproduksi dosa.
Saking tuanya gemar mencetuskan dosa, Tania Na Isinna Sippo, Isi Bukunna Na Sippo (Bugis), masih gemar merakit aneka dosa.
Nabi ﷺ mengakui:
“Setiap anak Adam pasti (pernah) berbuat dosa” (HR. At-Tirmidzi)
Dosa itu apa sih?
Kok, tidak kapok-kapoknya orang melahirkan karya dosa, memomokkan.
Sampai-sampai ada orang berjaya karena tumpukan & gundukan dosa, timbunan kekayaan yang diperolehnya melalui perilaku jahat (dosa)nya.
Dosa adalah suatu istilah yang digunakan dalam konteks agama bagi melanggar perintah Ilahi.
Syahdan, Dosa itu tidak lebih sebagai pemberontakan melawan Hukum Tuhan.
Kini, manusia kian lihai berbuat dosa, lengkap dengan topeng-topeng kemunafikan dan keculasannya.
Membuat hati semakin membusuk, kotor nan berkarat, disebabkan aneka jenis dosa dan maksiat yang dikreasikan.
Rasulullah ﷺ bersabda : “Setiap hamba berbuat dosa, akan muncul titik hitam di hatinya”.
Lantas, apa yang terjadi sekiranya setiap pendosa, muncul titik hitam BUKAN di hatinya, tapi pindah di wajah-nya?
Sebutlah dosa itu berbentuk jerawat HITAM berkerumun di wajah.
Tak terbayang seperti apa muka ini. Kira-kira siapa mi yang paling jelek mukanya.
Maha suci Allah telah menutupi aib hamba-Nya.
Tiga jerawat nanah saja berbaris di jidat, dirasa amat mengganggu stabilitas ‘Nyali Besar’ menuju bola botting.
Apatah lagi bila menjadi gundukan jerawat HITAM bermunculan di muka mirip sarang tawon Predator.
Membayangkannya saja sudah ngeri!
Saudaraku,
Jangan sepelekan dosa kecil.
Satu titik kecil kebocoran akan menenggelamkan sebuah kapal pesiar, dan satu dosa akan menghancurkan seorang pendosa.
Duhai Tuhanku,
Harapku selalu kepadamu, walau hati dan tingkahku berlumuran dosa.
Telah menodai fitrah suciku, ampunilah aku.
𝟎𝟓 𝐑𝐚𝐦𝐚𝐝𝐡𝐚𝐧 𝟏𝟒𝟒𝟓