AG. Prof. Dr. H. Muh. Faried Wadjedy, Lc. MA.
Kelahiran Sang Pembawa Rahmat Untuk Alam Semesta
وما ارسلناك الا رحمة للعالمين
Terjemahnya:
“Tiadalah Kami mengutus engkau (wahai Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi alam semesta” (QS alAnbiya: 107).
1. Ayat tersebut menginformasikan status Rasulullah Saw. selaku “rahmat” untuk alam semesta.
2. Dalam kapasitasnya selaku “rahmat”, maka Rasulullah Saw. sedikitnya ada 3 keistimewaan yang melekat pada diri beliau, yakni:
a. Beliau sendiri adalah rahmat.
b. Beliau pembawa rahmat.
c. Beliau penuntun manusia untuk mendapatkan rahmat (kebahagiaan Dunia-Akhirat).
3. Kelahiran Nabi Saw. adalah kelahiran rahmat Allah untuk alam semesta sesuai ayat di atas QS al-Anbiya’: 107.
4. Kelahiran Nabi Saw. adalah nikmat dari Allah Swt. sesuai QS. Ali Imran: 164,
لَقَدْ مَنَّ اللَّهُ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ إِذْ بَعَثَ فِيهِمْ رَسُولًا مِنْ أَنْفُسِهِمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُبِينٍ
“Sungguh, Allah telah memberi karunia kepada orang-orang beriman ketika (Allah) mengutus seorang Rasul (Muhammad) di tengah-tengah mereka dari kalangan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Kitab (Al-Qur’an) dan Hikmah (Sunnah), meskipun sebelumnya, mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata.” (QS Ali ‘Imran : 164).
5. Bila kelahiran seorang Rasul itu adalah nikmat, maka nikmat itu mesti disyukuri.
Mensyukuri nikmat itu dapat dilakukan dengan berbagai cara yang ada tuntunannya, di antaranya QS al-Dhuha: 11,
و اما بنعمة ربك فحدث
Terjemahnya: “Adapun nikmat Tuhanmu, maka hendaklah engkau siarkan!”
6. Menceritakan hal-ihwal Rasulullah Saw. adalah bahagian dari cara menyiarkan nikmat Allah bagi orang-orang beriman.
Bukankah hal itu adalah tema inti pada setiap peringatan maulid?
7. Dengan demikian, dipahami bahwa peringatan maulid ternyata ada dalilnya.
8. Kalau ada dalilnya, masih pantaskah untuk dikatakan bidh’ah?
9. Pelajarilah makna bidh’ah itu sesungguhnya apa, bagaimana dan tempatnya di mana?
Semoga tidak salah dalam meletakkan istilah.
10. Rasulullah Saw. ajarannya paripurna dalam arti semua persoalan manusia sudah tersedia solusinya pada ajaran beliau, sisa sampai di mana kemampuan manusia untuk memahami secara tepat kedalaman dan keluasan ajaran beliau.
11. Bukan hanya ajarannya yang paripurna, pembawa ajaran ini pun adalah manusia paripurna.
Paripurna dari segi fisik, pikir dan zikir. Paripurna dari segi moral, mental, intelektual dan spritual, serta paripurna dari berbagai sisi dan dimensi makhluk.
12. Syekh Abdul-Wahhab Khallaf mengatakan bahwa Muhammad Saw. sukses karena beliau memiliki sifat terpuji sejak kecil, di antaranya:
a. Tidak senang dengan perbuatan Jahiliah.
b. Selalu berkata jujur kendati beliau bersenda gurau, contoh dalam H.R. al-Tirmiziy: 241,
“Seorang nenek datang meminta untuk didoakan agar masuk surga.
Nabi Saw. menanggapi dengan bergurau kepada nenek tersebut, bahwa di surga tidak akan ada nenek-nenek.
Sang wanita renta itu sedih dengan jawaban Nabi itu sehingga dia pergi sambil menangis.
Melihat kejadian ini, Allah Swt. menurunkan QS al-Waqi’ah: 35-36 seperti pada teks hadis.
Ayat ini diturunkan untuk menghibur orang tersebut bahwa memang Allah tidak memasukkannya ke surga dalam keadaan tua renta, melainkan Allah akan menciptakannya seperti bidadari yang cantik dan perawan.”
c. Selalu amanah hingga dekenal “al-amin” (orang terpercaya).
Ketika usia beliau sekitar 35 tahun, terjadi banjir bandang di Mekah, Ka’bah tenggelam.
Giliran peletakan Hajar Aswad, suku Quraisy berselisih, siapa yang akan menaruhnya.
Perselisihan ini nyaris menimbulkan pertumpahan darah. Akan tetapi dapat diselesaikan dengan kesepakatan menunjuk seorang juru adil yang memutuskan.
Pilihan tersebut jatuh pada orang pertama yang masuk ke masjid, ternyata beliau adalah Muhammad al-Amin (saat itu belum menjadi Rasul).
Beliau berkata pada mereka, “berilah aku sehelai kain.”
Kemudian didatangkanlah kain (surban) kepadanya.
Kemudian beliau mengambil Hajar Aswad dan meletakkannya dalam kain itu dengan tangannya.
Lalu beliau berkata, “hendaklah setiap qabilah memegang sisi-sisi kain ini, lalu angkatlah bersama-sama!”
Mereka lalu melakukannya dan ketika telah sampai di tempatnya, Muhammad menaruhnya sendiri Hajar Aswad dengan tangannya.”
Dengan demikian, keputusan adil itu menyelesaikan perseteruan dengan seadil-adilnya tanpa persoalan sedikit pun sehingga semua qabilah merasa puas. Itulah “al-amin” seorang juru adil dan juru damai.
13. Abu Jahal pernah ditanya tentang Muhammad, dia menjawab bahwa sebenarnya Muhammad itu tidak dusta.
Hanya saja, saya tidak dapat menerima ajaran yang dia bawa.
Abu Jahal pun pernah berkata jujur, sakin tidak bisa tersembunyi sikap jujur dan sikap amanah Rasulullah Saw. oleh siapa pun termasuk orang yang paling benci kepadanya.
14. Jadilah orang yang terpercaya, teladanilah Rasulullah, niscaya engkau tak akan sengsara untuk selamnya.
15. Cintailah Rasulullah, niscaya engkau akan dapatkan jaminan berikut ini:
عن سعيد بن المسيب قال رسول الله صلى الله عليه وسلم:
ومن احبني كان معي في الجنة
Artinya:
Dari Said bin al-Musayyab, Rasulullah Saw. bersabda, “…,barang siapa yang mencintaiku, niscaya dia akan bersamaku dalam surga …” (H.R. al-Tirmiziy: 2603).
16. Taatilah Rasulullah Saw. niscaya engkau akan dapatkan jaminan berikut ini:
Artinya:
“Dari Abu Hurairah R.A, bahwa Rasulullah Saw. bersabda,
“semua umatku akan masuk surga kecuali yang enggan. Para sahabat bertanya, “siapa yang enggan wahai Rasulallah?”
Rasul menjawab, “barang siapa yang menaatiku, maka ia masuk surga, dan barang siapa yang mendurhakaiku, maka dialah yang enggan” (H.R. al-Bukhariy: 6737).
Disimak dan ditulis oleh H. Aydi Syam.