AG. Prof. Dr. H. Abd. Rahim Arsyad, Lc. MA.
Disampaikan saat peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Pondok Pesantren DDI Kaballangan, Kamis 29 R. Awal 1446 H / 3 Oktober 2024 M.
1. Peringatan maulid hari ini merupakan penyambutan ketiga untuk al-maulud yaitu nabi Muhammad SAW setelah penyambutan pertama dan kedua.
Penyambutan pertama yaitu saat beliau baru dilahirkan.
Beliau disambut oleh kakeknya (Abdul Muthalib) dengan dibawa berkeliling/tawaf disekeliling Ka’bah sambil bersenandung :
صلى الله عليك يا عدناني
صلى الله عليك صفوة الرحمن
الحمد لله الذي أعطاني
هذا الغلام الطيب الأردان
Penyambutan kedua yaitu saat beliau berhijrah ke Madinah dan disambut oleh penduduk Madinah sambil menyanyikan :
طَلَعَ ٱلْبَدْر عَلَيْنَا
مِنْ ثَنِيَّاتِ ٱلْوَدَاع
وَجَبَ ٱلشُكْرُ عَلَيْنَا
مَا دَعَا لِلّٰهِ دَاعَ
أَيُّهَا ٱلْمَبْعُوثَ فِينَا
جِئْتَ بِالْأَمْرِ ٱلْمُطَاع
جِئْتَ شَرَّفْتَ ٱلْمَدِينَة
مَرْحَبًا يَا خَيْرَ دَاع
Penyambutan ketiga adalah penyambutan kita pada hari ini yaitu menyambut ajaran Nabi Muhammad SAW.
2. Kondisi dunia hari ini menunjukkan begitu banyak problematika dan permasalahan, termasuk banyaknya bencana dan musibah dunia yang datang silih berganti.
Itu semua memang merupakan takdir dari Allah. Hanya saja, dalam keyakinan kita sebagai orang beriman bahwa Takdir itu adalah akibat dan tidak mungkin ada akibat tanpa ada sebab.
3. Apa sebabnya sehingga dunia seperti ini?
Syekh Mutawalli al-Sya’rawi berkata bahwa takdir seperti ini terjadi karena putusnya hubungan dgn Tuhan dan putusnya hubungan dgn sesama manusia.
Ibadah kurang baik dan silaturrahim tidak beres. Rusaknya dimensi ketuhanan dan dimensi kemanusiaan. Sehingga dalam bersikap dan berbuat tidak ada lagi pertimbangan ketuhanan dan tidak ada lagi pertimbangan kemanusiaan.
Oleh karena itu, tidak ada jalan lain agar kita bisa selamat dari ini semua kecuali memperbaiki dan menyembuhkan kedua penyakit tersebut
4. Bagaimana cara mengobati dan menyembuhkan kedua penyakit tersebut?
Setidaknya ada 3 resep yg perlu dipastikan keberadaannya dan diwujudkan dalam diri kita semua, yaitu :
Pertama, Manusia harus sadar dan kembali kepada Tuhannya.
Hal ini sesuai dengan firman Allah QS. Al-Maidah ayat 35 :
{ یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَٱبۡتَغُوۤا۟ إِلَیۡهِ ٱلۡوَسِیلَةَ وَجَـٰهِدُوا۟ فِی سَبِیلِهِۦ لَعَلَّكُمۡ تُفۡلِحُونَ }
Wujudkan ketakwaan kepada Allah dan selalu berharap wasilah pertolongan-Nya serta berjuang secara maksimal di jalan-Nya.
Ini bisa dibuktikan dengan cara memperbanyak zikir dan ingat kepada Allah.
Salah satu Zikrullah yang baik diamalkan adalah shalawat kepada Rasulullah SAW.
Dan salah satu bentuk shalawat adalah menyatakan cinta kepada Rasulullah dgn berbagai macam bentuk sesuai situasi dan budaya masyarakat tersebut.
Termasuk di antaranya adalah peringatan maulid. Inilah yang mengantarkan kita bermaulid sebagai wujud cinta kepada Rasulullah SAW.
Ada dua hadis Nabi yang perlu menjadi renungan sekaligus kedua hadis tersebut mengejutkan dunia karena kemuliaan kandungannya, yaitu :
1. من أحبني كان معي في الجنة
“Barangsiapa yang mencintaiku maka ia akan bersamaku nanti di dalam sorga”
Karena itu, Pemmali Tama suruga tau de e nappoji rinabitta.
2. كل أمتي يدخلون الجنة إلا من أبى , من أطاعني دخل الجنة ومن عصاني فقد أبى.
“Setiap umatku pasti masuk ke dalam sorga kecuali yang tidak mau. Barangsiapa yang taat kepadaku maka dia akan masuk ke dalam sorga, namun barangsiapa yang durhaka kepadaku maka itulah orang yang tidak mau masuk ke dalam sorga”.
Di saat Sayyidina Umar mendengarkan hadis tersebut, beliau pun berkata kepada Nabi :
يا رَسولَ اللَّهِ، لَأَنْتَ أحَبُّ إلَيَّ مِن كُلِّ شَيْءٍ إلَّا مِن نَفْسِي، فَقالَ النَّبيُّ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ: لَا، والَّذي نَفْسِي بيَدِهِ، حتَّى أكُونَ أحَبَّ إلَيْكَ مِن نَفْسِكَ، فَقالَ له عُمَرُ: فإنَّه الآنَ، واللَّهِ، لَأَنْتَ أحَبُّ إلَيَّ مِن نَفْسِي، فَقالَ النَّبيُّ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ: الآنَ يا عُمَرُ.
Inilah yang melatarbelakangi turunnya ayat QS. At-Taubah ayat 24 :
{ قُلۡ إِن كَانَ ءَابَاۤؤُكُمۡ وَأَبۡنَاۤؤُكُمۡ وَإِخۡوَ ٰنُكُمۡ وَأَزۡوَ ٰجُكُمۡ وَعَشِیرَتُكُمۡ وَأَمۡوَ ٰلٌ ٱقۡتَرَفۡتُمُوهَا وَتِجَـٰرَةࣱ تَخۡشَوۡنَ كَسَادَهَا وَمَسَـٰكِنُ تَرۡضَوۡنَهَاۤ أَحَبَّ إِلَیۡكُم مِّنَ ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ وَجِهَادࣲ فِی سَبِیلِهِۦ فَتَرَبَّصُوا۟ حَتَّىٰ یَأۡتِیَ ٱللَّهُ بِأَمۡرِهِۦۗ وَٱللَّهُ لَا یَهۡدِی ٱلۡقَوۡمَ ٱلۡفَـٰسِقِینَ }
Terjemahnya :
Katakanlah, “Jika bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, istri-istrimu, keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perdagangan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, lebih kamu cintai dari pada Allah dan rasul-Nya serta berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah memberikan keputusan-Nya.” Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.
Kedua, agar kita bisa selamat dari kedua penyakit tersebut di atas adalah selalu berbuat kebajikan dan kebaikan, istilah al-Quran yaitu memperbanyak amal shalih.
Hal ini berdasarkan firman Allah dalam QS. Al-Kahfi ayat : 110
… فَمَن كَانَ یَرۡجُوا۟ لِقَاۤءَ رَبِّهِۦ فَلۡیَعۡمَلۡ عَمَلࣰا صَـٰلِحࣰا وَلَا یُشۡرِكۡ بِعِبَادَةِ رَبِّهِۦۤ أَحَدَۢا
Terjemahnya :
“Barang siapa mengharap pertemuan dengan Tuhannya, maka hendaklah dia mengerjakan kebajikan dan janganlah dia mempersekutukan dengan sesuatu pun dalam beribadah kepada Tuhannya.”
Ketiga, memaksimalkan keikhlasan kepada Allah. Dan itulah yang selalu menjiwai pribadinya Anregurutta H. Abdurrahman Ambo Dalle. Semangat keikhlasan itulah jiwa Anregurutta.
5. Anregurutta H. Abdurrahman Ambo Dalle merupakan sosok ulama visioner sehingga beliau selalu memikirkan agar setiap zaman tetap ada orangnya.
Sebab kita boleh saja risau bila ada orang tidak ada zamannya namun kita harus lebih risau bila ada zaman tidak ada orangnya.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Sayyidina Ali bin Abi Thalib :
علموا أولادكم فإنهم مخلوقون لزمان غير زمانكم
“Didiklah anakmu sebaik mungkin karena sesungguhnya mereka dilahirkan pada zaman yang berbeda dengan zamanmu”.
Dan semoga kehadiran DDI, termasuk berbagai macam badan otonomnya dan juga Ikatan alumninya (IADI) benar-benar mampu menghadirkan orang di setiap zaman yang ada.
6. Mengapa kita perlu bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW?
Pertanyaan ini perlu menjadi perhatian kita semua, sebab pertama, shalawat kepada Nabi merupakan penghubung atau wasilah untuk sampai kepada Allah.
Hal ini berdasarkan salah satu firman Allah dalam hadis Qudsi :
يا محمد خلقتك لأجلي وخلقت الخلق لأجلك
“Wahai Muhammad, Aku menciptakanmu karena Aku, dan Aku menciptakan semua makhluk karenamu”.
Karena itulah setiap kali berdoa semestinya diawali dengan shalawat. Dan lebih baik lagi bila diawali dan diakhiri dengan shalawat kepada Nabi.
Kedua, kita juga perlu bershalawat kepada Nabi karena shalawat tersebut merupakan tanda syukur kepada Allah atas nikmat kehadiran nabi Muhammad. Sebab sabda Nabi mengatakan:
أبخل الناس من ذكرت عنده ولم يصل علي
“Orang yang paling kikir adalah orang yang mendengarkan namaku disebut namun ia tidak bershalawat kepadaku”.
Ketiga, Shalawat kepada nabi juga merupakan asas penyelamat dari segala macam bencana dan musibah yg menimpa manusia.
Bahkan di antara sighat atau lafal shalawat tersebut terdapat shalawat yang diyakini bisa menjadi sebab pengampunan dosa, bahkan dosa kedua orang tua kita pun akan diampuni.
Sighat shalawat tersebut, yaitu :
اللهم صل على سيدنا محمد عبدك ونبيك ورسولك النبي الأمي وعلى آله وصحبه وسلم تسليما بقدر ذاتك في كل وقت وحين
Semoga berkah dan bermanfaat.
Notulen,
Muhammad Agus.