Meraih Hidayah Allah

0
47

Lensa Jurnalistik Islami

Suf Kasman

Pernah gak melihat postingan agama di smartphone android, lalu merasakan seperti teguran bagimu?
Itulah pintu gerbang hidayah

Hidayah itu petunjuk ke jalan yang benar.

Hidayah merupakan sesuatu yang amat berharga bagi seseorang khususnya Muslim.

Banyak orang mengejar hidayah, tetapi sedikit yang mendapatkannya.

Sebagian orang berkata “Saya belum mendapat hidayah”. Maka jawablah: “hidayah itu dijemput, bukan ditunggu”.

Syarat meraih hidayah harus menyambutnya.

Ya, jemputlah hidayah itu, biarkan Allah menggunakan cara-Nya sendiri untuk memberikan ion-ion hidayah-Nya.

Memanen hidayah memang butuh perjuangan dan doa, sekali datang hidayah amankan di lumbung ketaatan.

Terlalu ekonomis (murahan) jika Anda berdoa meminta harta, tahta, dan kuasa.

Mintalah sesuatu yang mahal dan tinggi nilainya yang lebih baik dari dunia dan isinya, yaitu hidayah.

Hidayah memang hak prerogatif Allah SWT, manusia hanya berusaha untuk memperolehnya. Sebab, hidayah merupakan bukti kekuasaan Allah SWT terhadap hamba-Nya.

Barangsiapa yang diberi hidayah oleh Allah, maka dialah yang mendapat hidayah (dalam semua kebaikan dunia dan akhirat); dan barangsiapa yang disesatkan Allah, maka merekalah orang-orang yang merugi (dunia dan akhirat ) (QS al-A’raaf:178).

Hidayah Allah SWT ibarat sinar mentari menyinari seluruh jagat raya. Jika seorang Muslim membuka diri dengan hati yang bersih, maka akan mudah mendapatkan sinar hidayah Allah.

Tetapi jika ia menutupinya dengan penyakit hati, akan sulit mendapatkan sinar hidayah-Nya.

Lihatlah orang-orang yang mendapat hidayah dari Tuhan Maha Penyayang. Pasti tenang dan bahagia hidupnya.

Sketsa lain dari hidayah adalah tamparan. Karena hidayah itu menyadarkan diri dari lalai menjadi insaf.

Seseorang dikatakan telah mendapatkan hidayah dari Tuhan ketika ia berubah sikap atau berhenti dari perbuatan buruknya.

Dalam setiap rakaat shalat, kita memohon hudayah kepada-Nya.

Ihdinaa Shirathal Mustaqiim (Tunjukilah kami hidayah, yaitu jalan yang lurus). QS. Al-Fatihah: 6).

Ayat ini bisa menjadi penolong bagi orang berangkat haji-umrah yang tidak tahu menahu bahasa Arab dan tidak tau posisi alamat hotelnya.

Kok bisa?

Caranya, mendekatlah sama askar lalu memperlihatkan id card sambil mengatakan ihdinaa Shirathal Mustaqiim (Tunjukilah kami jalan yang lurus).

Pasti Askar yang ditanya paham bahwa Sang penanya butuh ditunjukkan arah ke pemondokannya.

Sebenarnya bha Arab itu gampang:

1 (satu) rumah: baitun,
2 (dua) rumah: baitani,
3 (tiga) atau banyak rumah.

Papua Barat, 𝟏𝟔 𝐑𝐚𝐦𝐚𝐝𝐡𝐚𝐧 𝟏𝟒𝟒𝟓 𝐇