Salah Paham
Suf Kasman
Mengapa salah paham kerap terjadi?
Bukankah salah paham itu muncul karena adanya onderdil tubuh yang enigmatis?
Atau salah paham hadir karena timbulnya ion-ion etnosentrisme.
Penyebab salah paham tentu banyak faktor, salah satu diantaranya terlalu cepat menilai sesuatu (berprasangka), hingga menjadi asbab sumber utama dari kesalahpahaman.
Kesalahpahaman dapat dialami siapa saja dan terjadi dimana saja berada. Namun tidak bisa dipungkiri, kesalahpahaman seringkali memicu masalah besar.
Bila jaringan otak bermasalah, hati mulai Kaddoro’, setiap masalah kecil bisa menjadi besar. Apapun dilihatnya selalu negatif berujung pecah konflik.
Hal Ihwal ini pernah terjadi di depan mejah kasir salah satu mal di kota Metropolitan.
Ada dua orang berdiri berurut (antre) hampir saja baku smackdown gara-gara keduanya salah paham.
Di belakang wanita berambut pirang, berdiri seorang pria yg juga sedang antre untuk melakukan pembayaran.
Gelagatnya seperti orang kampung, karena terlihat dari style-nya lugu, natural, polos, dan cara berpakaiannya pun kampungan sekali, Nullê Polê Salo’ Pokko’ Ê.
Pria asing itu suka menengok kanan kiri sambil melirik berbagai aneka pakaian dan berbagai koleksi celana di rak-rak mal. Mêlo’ Maneng Mitai Agagaê Lêgattung.
Termasuk tassêleng-sêleng mitai petugas mal mengenakan kostum merah Santa Claus berjanggut panjang. Nasengngi Nênê’ Pakandê.
Mirip waktu saya pertama kali ke kota Ujung Pandang. Mêlo’ Manengnga’ Mitai Ise’na Kota Daêng.
Kala itu, saya diajak kakak sepupu jalan-jalan ke pusat perbelanjaan di malam hari. Dikejauhan, saya melihat lampu berjalan (running light) di papan reklame seputaran mal.
Saking asyiknya melihat LED Running Teks di atas, Talleppo Mani Indo Ajê Ku, Seppi Paggalang na Sandala’ Japangngê. Ha ha . . . Siri’-Siri’ê Mana.
Untung-nya, Dê Gaga Tau Missengnga’.
Lanjut ke cerita semula.
Pria culun yang antre ini melihat rok celana wanita di depannya, resletingnya turun ke bawah beberapa digit. Lalu dia bermaksud berbuat baik, peduli ingin membantu menaikkan resleting rok celananya wanita tsb.
Tapi, apa daya sikap terpujinya berujung sial. Cêddê’ Lêttê’ Kaci-Kacinna ri Goro’ Isinna.
Kok bisa, bagaimana kejadiannya?
Tanpa izin, pria asing ini langsung menaikkan resleting rok celananya wanita itu. Ya, niat menyelamatkan janda pirang yang antre di depannya.
Usai dinaikkan,
Tiba-tiba saja wanita itu balik ke belakang berubah wajah mirip kera sakti dari G. Latimojong. Memutar-mutar tangan sep Mêlo’ Massêlênggêrê’ membunyikan mesin padinya Wa’ Ruse’.
Seketika itu, “Plookkk… Plookkk”!!!
Pukulan hook langsung mendarat di pipi kanan si pria asing.
Efek gaplokan bogem mentahnya, langsung Metto Kiru’ Banging Na, wajahnya berubah warna Macella’ Lambacê’ Bonynya’.
Pria asing ini sadar dan bergumam dalam hatinya, “Wanita ini marah pasti resleting celana roknya saya naikkan”.
“Kalau begitu, saya mau kembalikan resletingnya lagi ke semula”. Gumamnya.
Lalu dia menurunkan resleting roknya ke bawah seperti semula.
Wanita itu kembali mengamuk di ronde ke-2 dengan menghadiahi pukulan uppercut mematikan, kecepatan tinjunya setara dengan bertabrakannya bentor dg Vespa LX 125. Kiru’ Inge’ê.
Mega Bintang-bintang Maccennê’ Ko Ulunna.
Anekdot seperti inilah salah satu contoh terjadinya kesalahpahaman, kerap muncul saat emosi gak terkendali di sekitar kita.
26 Ramadhan 1446 H.