Sampaikanlah Dariku, Walaupun Satu Ayat
Suf Kasman
“Sampaikanlah Dariku, Walaupun Satu Ayat. (HR. Bukhari)
Masya Allah, ungkapan begitu memesona nan bertajih dari lisan Baginda Rasulullah SAW.
Laksanakanlah nasihat (dakwah) dalam setiap langkah-mu, dengan penuh keikhlasan nan kasih.
Rasulullah SAW memberi isyarat untuk mengajak menuju kedamaian sejati.
Adagium suci yang diwariskan oleh Rasul tercinta tuk diselami indah titah-titahnya.
“Sampaikan tentang Aku, Walaupun hanya satu ayat”.
Demikian taklimat muhtasyamnya bagi yang ingin mewarisi ‘maqam’,
Bagi yang mau memperoleh ‘hierarki’ tertinggi di sisi-Nya.
Wahai manusia yang tengah berkelana.
“Sampaikan Satu Ayat” tentang kebajikan, jika Engkau mau selamat dunia-akhirat.
Bila Anda ingin khidmat dan takzim, “Transmisikanlah Elemen Ayatnya”.
Agar nur Allah mampu menyinari relung-relung jiwa-mu.
Inilah ‘batu tapakan’ sang Muballigh yang hendak mengutarakan risalah agung-nya.
Ya, inilah manuskrip suci sebagai landasan kewajiban mempresentasikan “dakwah” bagi Muballigh, atau siapa pun yang tergerak hatinya ingin mengekspresikan markah titian Ilahi.
“Sampaikan mengenai aku, kendati hanya satu ayat” saja, bukan mendistribusikan pengalaman pribadi atau cerita fiktif penuh hambar polesan ‘dakwah’.
“Sampaikan ajaran agama Islam ini, meski hanya satu jauhar”.
Saudaraku, apa yang Anda ketahui tentang agama Islam ini,
Alokasikan kepada aneka manusia di janabijana bumi.
Sebarkan ayat demi ayatnya, proklamasikan sabda demi sabdanya.
Demi Allah, Anda akan terpuji.
Perbuatan Anda pasti rancak nan elok.
Rasulullah SAW beberapa kali memesankan hal ini dalam haditsnya:
“Hendaknya yang hadir (mendengar) menyampaikan kepada yang tidak hadir (tidak mendengar).
“Ballighuu ‘annii walau ayah”.
06 Ramadhan 1446 H.