Puasa Tahalli

0
61

TASAWUF RAMADAN (7)

PUASA TAHALLI (b)

Oleh: Husain Alfulmasi

Fase kedua puasa Tahalli ini semakin membutuhkan kesungguhan. Mengisi kebaikan anggota tubuh batin tak kalah sulitnya dengan anggota tubuh zahir. Tahalli batin berkutat dengan amalan-amalan batin.

Syekh Amin Alkurdi dalam kitabnya Tanwirul Qulub (kitab masyhur dikaji di pondok-pondok pesantren) pada pasal Tasawuf, halaman 449 menuturkan 4 sifat terpuji yang harus ditanamkan.

Pertama akidah yang benar.

Pada bagian ini keyakinan mesti sama isi surah Al-Ikhlas bahwa Allah itu esa, Allah tempat menggantungkan segala harapan, dan tak satupun sesuatu yang serupa dengan-Nya.

Kedua taubat dari segala maksiat.

Taubat merupakan deklarasi diri atas khilaf dan kesalahan yang dilakukan sekaligus komitmen diri untuk serius menapaki jalan menghampiri Allah SWT.

Ketiga sifat malu kepada Allah.

Suatu kesempatan para sahabat memberi pengakuan kepada Nabi bahwa mereka sudah memiliki rasa malu (enggan bertanya sesuatu hal yang tidak diketahui, malu mengajak orang kepada kebaikan).

Bukan begitu, Nabi menimpali. Malu itu kalian menjaga akal dari pikiran-pikiran jahat dan kotor. Memelihara perut dari barang haram. Menjauhi maksiat.

Malu melakukan sesuatu yang tak pantas serta senantiasa ingat Allah dimana dan kapanpun.

Malu adalah sifat yang sejak para Nabi terdahulu selalu sampaikan kepada umatnya.

Malu bahkan menjadi ukuran keberimanan seseorang. Seseorang dikatakan beriman bila malu masih dimiliki.

Bahayanya kata Nabi, bila suatu saat nanti malu sudah hilang dari seseorang, maka dia akan melakukan apa saja !

Keempat Zuhud dan qanaah.

Sifat ini menggambarkan seseorang hanya melakukan sesuatu yang pantas baginya, pantas bagi usianya, pantas bagi kedudukannya dan pantas bagi agama.

Dia hanya memakai secukupnya tak berlebihan hingga mubazir. Tak memaksa diri sampai melanggar norma dan aturan.

Polewali, 7 Maret 2025.

ddi abrad 1