Lensa Jurnalistik Islami
Suf Kasman
Seandainya kamu tahu, betapa dahsyatnya sujud dalam shalat, pasti kamu tidak akan mengangkat kepala selama-lamanya.
Esensi shalat adalah wujud dari salah satu puncak segala kenikmatan.
Melelehkan segala rasa yang pernah ada.
Termaktub dalam sanubari kesukacitaan.
Saking sreg dan nikmatnya shalat, para wali Allah ketika ditawari masuk surga, mereka bertanya kepada malaikat, “Apakah di Surga masih ada shalat?
Ibadah shalat itu tak hanya membawa ketenangan di dunia, namun juga di akhirat kelak.
Ketika perjalanan hidup terasa membosankan. Maka Tuhan memberikan solusi melalui ibadah bernama shalat.
Maka, shalatlah dan kebaikan apapun yang kamu harapkan, tentu kamu akan mendapatkannya (QS. Al-Baqarah: 110).
Siapa pun menunaikan ibadah shalat pasti hatinya merasa tenang.
Sebab, shalat adalah obat dari segala kegelisahan.
Setiap manusia mendapat 3 panggilan:
Pertama, panggilan shalat.
Kedua, panggilan haji,
Ketiga, panggilan ke kubur (kematian).
Malah, sejak lahir, bayi mulai diazankan di telinga kanannya. Itu artinya undangan shalat sudah mulai diperkenalkan padanya.
Begitu memasuki usia anak-anak, shalat mulai dititahkan “Perintahkanlah anak-anakmu untuk shalat ketika berumur tujuh tahun. Dan pukullah mereka bila enggan shalat saat berusia 10 tahun. (HR. Tirmidzi).
Apa utilitas & idiosinkrasinya?
Di usia tujuh tahun sang bocah baru diperintahkan shalat.
Ketika usia sepuluh tahun enggan shalat. Silahkan pukul anakmu itu!
Ini kewajiban orang tua untuk mendidik anak-anaknya shalat saat usia mereka masih kanak-kanak. Hal tersebut berlaku pada anak laki-laki dan perempuan.
Lantas, bagaimana jika dewasa usia empat puluh tahun masih enggan shalat. Mau diapakan?
Boleh digantung ya!
Sungguh, betapa banyak orang berusia lanjut (dewasa) hingga kini belum insaf, enggan menunaikan ibadah shalat.
Ketahuilah,
“Yang pertama kali akan dihisab dari seorang hamba pada hari kiamat adalah shalat. Jika shalatnya baik, maka akan baik pula seluruh amalnya. Jika shalatnya rusak, maka akan rusak pula seluruh amal perbuatannya.
Demikian taklimat sabda Nabi ﷺ
Selain itu, ada apa dengan jauhar shalat?
Shalat adalah nur (cahaya).
Setiap gerakan dan bacaannya memiliki nilai filosofis yang sangat dalam. Karena sejatinya shalat adalah percakapan yang paling indah dan agung antara Tuhan dengan hamba-Nya.
Namun, tak jarang seseorang melakukan rutinitas shalat tanpa memahami makna bacaan yang diucapkan. Akibatnya, shalatnya tidak memberikan dampak sama sekali dalam hidupnya.
Saudaraku,
Jangan pernah melewatkan ibadah shalat. Karena ada jutaan manusia di alam kubur yang ingin dihidupkan kembali hanya untuk mau shalat. (QS. As-Sajdah: 12)
Sebelum engkau terbujur kaku, di negeri sana menyesali tiada ujung,
Shalatlah Sebelum Engkau Dishalatkan!
𝟎𝟗 𝐑𝐚𝐦𝐚𝐝𝐡𝐚𝐧 𝟏𝟒𝟒𝟓 𝐇