Waktu

0
53

Waktu

Suf Kasman

Semua orang di butala bumi mempunyai waktu yang sama.

Masing-masing menghimpun waktu 24 jam dalam sehari semalam.

Golongan Nabi dan Rasul-Nya 24 jam dalam sehari semalam.

Presiden Indonesia (dulu hingga kini), dalam sehari semalam juga diberi waktu 24 jam.

Dan mereka berhasil mengharumkan semesta Indonesia.

Berbeda sebagian indigenos bumiputra, masa 24 jam dalam sehari semalam, kegiatan belum juga kelar-kelar namun habis waktu.

Tidak sedikit orang terjebak oleh waktunya sendiri.

Waktu terbuang begitu saja.

Tak bisa membeli waktu lagi yang sudah berlalu.

Hanya bisa melanjutkan waktu yang tersisa.

Megangngi Wettu Napakê Lao Sala, Na Tuju ê.

Aku heran, kok banyak yang ngaret waktu. Kebiasaan datang terlambat alias tidak tepat waktu.

Undangan Apel Pagi jam 7:30 pagi, baru datang saat Apel Pagi sementara berlangsung. Malah, ada muncul usai Apel Pagi dibubarkan. Ini terjadi di negara Konoha.

Mungkin Undangan Apel Pagi-nya mau diubah redaksinya menjadi:

“Undangan:

Apel Pagi Akan Dilaksanakan Pkl 05:00 Usai Shalat Subuh”.

Sebab, sering terjadi nanti muncul sejam atau dua jam dari waktu yang telah ditentukan panitia.

Lucunya, bila undangan makan Ulu Bêmbê’ pkl 12:00 Waktu Indonesia Bagian LAPAR, Dê Ga Kala Yoloi Luppe’.

Kalau perlu Jam 10:00 pagi Engka Memang ni Massulêngka Lebba’ Maraja Bida’na, Matanrê Songko’ Kiru’Na.

Waktu betul-betul paling berharga untuk dimanfaatkan, apalagi Ramadhan Karim ini.

Menjelang akhir Ramadhan, aku menyaksikan saat bertugas masjid ke masjid, sudah ada imam mempercepat durasi waktu shalat tarawihnya. Persneling 4 dioperasikan dengan kecepatan tinggi mau masuk tol surga.

Sisa satu ayat diperdengarkan melalui toa menara masjid. Mammula To ni Cau’ Kapang!

Engkana Jama’a Bukku’ Lekke’na, Loda’ Uttu’na.

Ramadhan, ketika waktunya telah berlalu tidak dapat diulang lagi. Panjang umur jika masih bisa menikmati indahnya Ramadhan tahun berikutnya.

Ya, selama bumi masih berputar gasing, Ramadhan PASTI hadir. Tapi, kita tidak bisa menjamin, apakah masih bisa menampakkan diri di Rat Mayapada ini lagi.

Saudaraku,

Jangan menunggu waktu yang tepat baru mau melakukan sesuatu kebajikan.

Karena waktu tidak akan pernah tepat bagi mereka yang menunggu ingin menunaikan khairat kemuliaan.

Jika pepata usang berkata “Waktu Adalah Uang”.

Idealnya, waktu adalah ibadah. Sebab, manusia diciptakan untuk beribadah kepada Allah SWT. (QS. Az-Zariyat: 56).

Atau waktu adalah ibadah & uang, pergi shalat tarawih dapat juga karunia-Nya. Nyamang na!

22 Ramadhan 1446 H.

ddi abrad 1