TASAWUF RAMADAN (22)
PUASA TAJALLI (b)
Tahmid; Pemantik Anugrah
Oleh: Husain Alfulmasi
Yang paling layak dan pantas dipuji hanya Allah SWT pemilik segala dan pengatur seluruh alam. Seluruh makhluk sangat bergantung pada apa yang ada di langit dan bumi dengan segala kekayaan yang ada di dalamnya.
Maka sangat wajar oleh para pakar bahasa Arab bahwa huruf Al yang mengapit hamdu berfungsi lil istigrag bermakna segala pujian dan tiada satupun yang paling pantas dipuji hanya pas disandangkan pada Allah SWT.
Mengucapkan syukur alhamdulillah pada illahi itulah makna tahmid.
Mengucapkan Alhamdulillah memiliki lima makna yang sangat berarti dan penting bagi manusia dan keberlangsungan hidupnya. Maknanya antara lain:
Pertama; mensyukuri segala nikmat dan karunia Allah yang telah dan sudah dinikmati; tahun lalu, bulan lalu, pekan lalu bahkan beberapa saat yang lalu.
Tak terkira oleh kita sudah berapa banyak nikmat Tuhan yang telah kita rasakan dan gunakan. Tuhan tidak pernah meminta balas jasa dari segala pemberian itu. Dia hanya meminta kita pandai berucap Alhamdulillah atas segala nikmat itu.
Kedua; mensyukuri seluruh anugerah Tuhan yang sedang dirasakan dan dinikmati saat ini.
Betapa banyak kolega, teman, dan sahabat saat ini tidak dapat lagi berinteraksi dengan kita dan lingkungannya karena sejumlah nikmat Tuhan sudah dicabut darinya.
Matanya tidak seterang cahaya lagi memandang alam dan panorama. Kedua kakinya tidak mampu lagi dilangkahkan ke tempat-tempat yang jauh, telinganya tidak mampu lagi mendengar diksi dan kalimat secara jelas. Panca indranya sudah mulai tergerus fungsinya dan tidak mampu digunakan secara maksimal.
Ketiga; menyatakan pengakuan jujur bahwa segala yang kita miliki sejatinya milik dan hanya pemberian semata dari Allah.
Sebagai bukti kita terlahir ke dunia tanpa membawa sesuatu sedikitpun. Bahkan kita keluar dari rahim ibu tak sehelai kain pun yang membungkus jasmani kita.
Kelahiran kita benar-benar zero sesuatu dari hal-hal duniawi. Syukur yang kita haturkan pada Tuhan sebagai bukti apresiasi jujur bahwa segala yang dimiliki sejatinya hanya sementara dan tak abadi.
Keempat; pernyataan jujur bahwa kita sangat bergantung pada kuasa Allah SWT dalam pemenuhan kebutuhan hidup kita sepanjang hayat.
Pernyataan jujur itu akan memantik kasih sayang Tuhan pada kita. Allah sangat senang pada hamba-Nya yang pandai dan jujur mengapresiasi segala karunia yang diberikan padanya.
Jujur mengapresiasi karunia Tuhan merupakan sarana terbuka oleh karunia lainnya yang lebih banyak dan lebih baik.
Kelima; tahmid dapat mengikis sedikit demi sedikit sikap takabur dan congkak.
Sehingga orang yang sering dan membiasakan berucap tahmid akan tumbuh sikap tawadhu dan rendah hati dalam hidupnya.
Cukuplah Firaun sebagai tamsil abadi dalam hidup kita betapa kesombongan dan kecongkakan akan punah dan tak berarti apa-apa di hadapan sang Khalik; Allah SWT yang menguasai seluruh jagat raya ini.
Maka membiasakan berucap Alhamdulillah sejatinya merupakan pemantik anugerah dan akan terus mengalir tanpa henti baik jumlah maupun mutunya kepada pengucapnya.
Polewali, 22 Maret 2025.