TASAWUF RAMADAN (13)
PUASA TAHALLI (h)
TAWAKAL BUKAN PASRAH
Oleh: Husain Alfulmasi
Ada pemahaman yang sudah sangat familiar di tengah masyarakat tentang tawakal yang secara umum diartikan pasrah.
Boleh jadi karena tidak ada lagi kata yang pas menerjemahkan tawakal maka dipakailah kata pasrah atau mungkin juga karena memang tawakal itu adalah kepasrahan diri.
Padahal kalau kita mengkaji tawakal secara bahasa maupun hakikat tawakal itu sendiri maka dijumpai bahwa kata tawakal adalah sikap penyerahan hasil atas usaha maksimal yang telah dilakukan.
Orang yang bertawakal berarti orang yang telah berusaha semaksimal mungkin segala potensi yang dimiliki baik dari dalam diri sendiri maupun dari luar dikerahkan secara memadai lalu dengan penuh optimis menanti hasilnya.
Pengertian ini persis seperti yang diilustrasikan oleh Rasulullah SAW kepada sahabatnya. Sahabat itu menambatkan kudanya di samping sebuah pohon tanpa diikat lalu dia mengatakan “Wahai Rasulullah saya sudah bertawakal”.
Rasulullah sejurus kemudian meluruskan praktik tawakal sahabat yang keliru tersebut dengan mengatakan “Wahai sahabatku tawakal itu jika engkau menambatkan kudamu itu dengan mengikatkannya erat-erat di pohon”.
Sementara itu kata pasrah lebih cenderung tanpa usaha maksimal, putus asa bahkan tanpa ikhtiar. Pasrah juga lebih dekat dengan sikap pesimisme yaitu setiap usaha yang dilakukan tidak dengan sungguh-sungguh dan sepenuh hati. Sehingga pesimisme selalu meliputi pikirannya.
Ada doa keluar dari rumah yang diajarkan oleh Baginda Nabi yaitu bismillah tawakaltu alallah_ dengan nama Allah saya berserah diri.
Doa ini berarti segala yang berkenaan dengan aktivitas kita hari ini telah kita siapkan secara matang dan optimisme sukses sudah terpatri kuat dalam diri, atau ungkapan lain bahwa doa ini mengajarkan seseorang melakukan kegiatan sesuai dengan standar operasional prosedur maka adapun hasilnya kita serahkan pada Allah yang Maha Mengetahui.
Kita berharap orang yang mengamalkan doa ini akan tumbuh menjadi orang yang selalu optimis dalam setiap aktivitasnya. Orang-orang yang selalu optimis dalam hidupnya pasti juga selalu menjadi pemenang.
Allah memotivasi kita dengan Firman-Nya laa taqnatuu min rahmatillah…wa laa taeasuu min rauhillah
(لا تقنطوا من رحمة الله…ولا تياسوا من روح الله)
janganlah kalian pesimis tapi selalulah optimis (tawakal) !_
Tawakallah yang membuat kita merasa hidup lebih lama bahkan seolah-olah hidup selama-lamanya.
Tawakal pulalah yang membuat orang sakit segera sembuh serta tawakal jugalah yang membuat orang lemah jadi kuat.
Tawakallah yang menjadikan orang selalu optimis menang dan sukses dan tawakal jualah yang belum bertemu jodoh sehingga ia tetap penuh harap bahwa jodohnya tidak lama lagi tiba di peraduannya.
Sikap tawakal merupakan perwujudan keyakinan bahwa dalam diri kita telah disiapkan segala potensi untuk mencapai sukses dan sebaliknya adalah kufur nikmat jika ia selalu pesimis menghadapi tantangan hidup.
Kalau demikian halnya tawakal adalah optimisme dan pasrah adalah pesimisme. Mulai sekarang kita amalkan tawakal itu dalam hidup kita dan jangan lagi pernah mau pasrah !
Polewali, 13 Maret 2025.