Pulang Ke Kampung Abadi

0
98

TASAWUF RAMADAN (26)

PUASA TAJALLI (f)

Mudik Ukhrawi; Pulang ke kampung abadi

Oleh: Husain Alfulmasi

Inilah mudik yang sudah terjadwal secara rahasia tapi pasti dan termaktub di dalam kitab Maha Besar Lauh Mahfudz.

Setelah nanti kita mudik duniawi di mana orang-orang masih dapat berseliweran ke sana kemari dan masih bisa bolak-balik dari kota ke kampung begitupun sebaliknya, maka mudik kali ini mudik yang sesungguhnya.

Setiap orang siapapun dia mau tidak mau siap tidak siap harus mempersiapkan bekal yang memadai agar dapat sampai dan mendapat tempat yang layak di ‘Kampung Halaman Terakhir Nan Abadi’.

Mudik ukhrawi adalah mudik di mana kita benar-benar kembali ke ‘kampung abadi’ dan tidak akan pernah lagi dapat kembali ke ‘kota dunia’.

Kalau mudik duniawi kita yang mengatur waktunya kapan kita mau mudik, tetapi mudik ukhrawi Allah SWT yang mengatur waktunya.

Kita tidak tahu kapan gerangan jadwal kita mudik ke sana. Kita juga tidak tahu dalam keadaan bagaimana kita dipanggil mudik. Tapi jelasnya jadwal mudik ke sana sangat rahasia tapi sangat fix waktunya.

Oleh karena itu, ada baiknya sedini mungkin kita mempersiapkan diri dengan melakukan berbagai hal seperti berikut ini:

(1) Membuat bekal sebanyak mungkin; bekal yang tidak basi dan rusak dimakan hama (ciri-ciri bekal basi dan dimakan hama antara lain dalam beribadah tidak ikhlas hanya mau dipuji, sombong, dengki sering giba dan syirik).

(2) Menyisihkan sebagian harta untuk sedekah dan infaq, karena kelak dia akan menjelma jadi alat transportasi yang memudahkan kita menuju kampung abadi.

(3) Memperbaiki hubungan dengan orang lain. Kita berusaha tidak ada satupun orang yang kita zalimi, kita halangi bahkan kita rampas haknya.

Intinya jangan ada musuh. Kata orang bijak “satu musuh terlalu banyak dibanding seribu kawan”.

(4) Mengurangi kegiatan yang tidak memberi manfaat baik kepada diri sendiri maupun kepada orang lain.

Di antara ciri orang beriman meninggalkan aktivitas yang tidak memberi manfaat.

Berhura-hura boleh yang penting tak melewati batas yang melalaikan, karena kelak ketika mudik ukhrawi kita justru dilepas dengan genangan air mata dan duka cita mendalam.

Dengan demikian mudik ukhrawi adalah destinasi akhir dan abadi terhadap perjalanan hidup manusia.

Apakah sudah menyiapkan diri melakukannya?

Ya… mudik yang abadi dan tidak pernah lagi kita akan kembali ke ‘kota dunia’ yang mengasyikkan dan meninabobokan ini.

Kita akan tinggalkan semua yang selama ini kita sayangi dan cintai: harta, kendaraan, pangkat, jabatan, status sosial, istri, anak-anak dan kawan.

Selanjutnya kita kembali ke kampung halaman yang sesungguhnya: walal akhiratu khairun waabqa; kampung halaman yang terbaik dan abadi.

Oleh karena itu, sebelum mudik ke sana Allah mengingatkan agar jangan lengah membuat bekal dan bekal terbaik adalah taqwa.

watazayyaduu fainna khairazzadit taqwa

berbekallah kalian dengan bekal tak kenal basi dan kadaluarsa yang kelak kita pakai untuk masuk ke surga dan dijanjikan Allah SWT.

Polewali, 26 Maret 2025.

ddi abrad 1