Apatis Terhadap Organisasi

0
255

Organisasi seperti pohon yang kokoh, membutuhkan akar yang kuat, batang yang tegak, dedaunan yang rimbun untuk tumbuh dan berkembang. Demikianlah seharusnya sebuah organisasi dijalankan. Setiap elemen, mulai dari visi dan misi, sumber daya manusia, hingga struktur memiliki peran vital dalam mencapai tujuan bersama.

Melalui pemahaman yang mendalam tentang organisasi, kita bisa membangun lingkungan kerja yang positif, produktif dan berkelanjutan, serta memaksimalkan peran kita dalam mencapai kesuksesan bersama.

Nah, berbicara tentang organisasi, tentunya kita tidak akan lepas dari tujuan umum dari sebuah organisasi yaitu membina dan mengembangkan anggotanya dalam mencapai tujuannya, itulah yang kemudian menjadi tugas pokok dari pengurus dalam sebuah organisasi. Tapi tentunya banyak problem-problem yang akan dihadapi oleh pengurus dalam membina dan mengembangkan anggotanya, dan salah satu problem yang sering ditemui dalam organisasi adalah anggota yang apatis kepada organisasi.

Melalui karya tulis ini, saya akan memberikan satu contoh organisasi, yang di mana saya sendiri ada di dalam organisasi tersebut. Organisasi yang dimaksud ialah IMDI (Ikatan Mahasiswa DDI).

IMDI adalah salah satu badan otonom  DDI, yang menghimpun mahasiswa DDI  agar kembali mengabdikan dirinya kepada DDI. IMDi didirikan pada tanggal 10 Oktober 1969 bertepatan dengan 12 Rajab 1388 H. 

Sama halnya dengan organisasi lainnya, tentunya IMDI  juga mempunyai problem-problem,  baik internal ataupun eksternal, namun dalam karya tulis ini, saya akan membahas satu problem yang sering ditemui dalam organisasi yaitu kader yang apatis kepada organisasi.

“Apa yang saya dapatkan di IMDI?”, salah satu pertaanyaan yang sering tertangkap oleh indra pendengaran saya. Yang lucu dari pertanyaan ini ialah kadang terucap dari mulut kader sendiri. Padahal sudah jelas bahwasanya tujuan IMDI yaitu “membina generasi muda menjadi kader bangsa yang cerdas, tangguh dan bertakwa  kepada Allah swt dalam menjalankan ajaran Islam Ahlussunah wal jamaah, berlandaskan Al-Qur’an dan Sunnah”.

Tapi pertanyaannya kemudian, bagaimana IMDI bisa membina kita menjadi kader  yang cerdas, tangguh dan bertakwa jika kita sendiri apatis kepada IMDI?

Kali ini, saya akan memberikan sebuah contoh pengalaman. Saya punya satu organisasi keolahragaan yang di mana tujuan dari organisasi itu adalah untuk menciptakan  atlet yang profesional, nah tujuan saya masuk ke organisasi itu agar saya bisa menjadi pemain takraw yang hebat. Tapi pertanyaannya kemudian, apakah sampai sekarang saya sudah menjadi pemain yang hebat? Jawabannya adalah tidak. Lalu, apakah saya harus menyalahkan organisasi itu? Tentu tidak, justru saya bangga dengan organisasi itu karena sudah banyak pemain yang hebat terlahir dari organisasi tersebut. Yang saya salahkan di sini ialah diri saya sendiri, karena bagaimana mungkin organisasi itu bisa membina saya menjadi pemain hebat, jika saya sendiri apatis  kepada organisasi tersebut, tidak peduli dengan organisasi tersebut, tidak menghadiri latihan dan kegiatan lainnya. Begitupun dengan IMDI, bagaimana mungkin IMDI bisa membina kita, jika kita sendiri apatis dengan IMDI itu sendiri?.

A.G.H. Abdurrahman Ambo Dalle  pernah memberi nasehat yang sampai sekarang masih melekat di hati para pejuang DDI, bahwa “Barang siapa yang mengurus DDI, maka Allah akan mengurusnya di dunia”. Mungkin bagi orang-orang yang apatis kepada DDI atau IMDI hanya menganggap ini adalah kalimat yang biasa, tapi untuk orang-orang yang cinta akan DDI, cinta dengan gurutta, pasti paham makna yang terkandung dalam kalimat ini. Saya sendiri misalnya, saya sepenuhnya percaya bahwasanya apa yang saya dapatkan selama ini, mulai dari ilmu, jejaring, hingga pengalaman, itu semua karena pengabdian kepada DDI.

Dari penjelasan di atas, saya dapat menyimpulkan bahwa kader yang apatis kepada IMDI adalah mereka yang belum mampu memahami makna yang terkandung dalam tujuan IMDI dan tentunya kurangnya rasa cinta terhadap organisasi. Mereka hanya menjadikan kalimat “Apa yang saya dapatkan di IMDI?” sebagai alibi atau pelindung ketika ditanya kenapa kamu tidak mengabdi di IMDI? Ini menunjukkan kurangnya rasa cinta kepada organisasi.

Jika memang IMDI belum bisa memberikan sesuatu yang kamu inginkan, maka jangan pernah menyalahkan organisasi, tapi cobalah introspeksi diri, apakah selama ini kamu peduli?, apakah kamu cinta kepada IMDI?, ataukah justru kamu apatis kepada IMDI? Jika itu benar, maka cobalah munculkan rasa cinta kepada IMDI, munculkan rasa pengabdian kepada IMDI sesuai dengan tagline kita yaitu salam pengabdian. Jika itu sudah dilakukan, maka jawaban dari pertanyaanmu akan terjawab dengan sendirinya.

Ketahuilah, organisasi tidak memerlukan orang yang cerdas, tapi apatis kepada organisasi. Namun, organisasi membutuhkan kader biasa, tapi rela memberikan waktu dan tenaganya demi mengembangkan organisasi yang dicintainya.
Salam Pengabdian !!!!
_______
Oleh
Suhufi
Kader IMDI Cabang Kota Parepare

ddi abrad 1