TASAWUF RAMADAN (16)
PUASA TAHALLI (k)
SABAR BUKAN DIAM
Oleh: Husain Alfulmasi
Ada yang mengidentikkan sabar dengan diam, tidak marah, pasif dan tenang.
Pendapat itu boleh jadi didasarkan pada bahwa sabar itu selalu identik dengan tidak melakukan apa-apa atas suatu kejadian atau peristiwa.
Sabar seolah-olah dilarang melakukan reaksi atas suatu aksi. Pendapat itu selalu menggiring orang-orang yang terzalimi pasrah.
Padahal kalau kita mengkaji secara seksama esensi sabar itu maka sabar itu sejatinya adalah aktif bukan pasif.
Rasulullah SAW telah melakoni itu dalam hidupnya ketika beliau ditentang, dimaki bahkan dicederai beliau justru tetap aktif memformulasi ulang metode dakwah sehingga yang terjadi adalah sebaliknya makian jadi pujian, penentangan jadi pembuktian ikrar memeluk Islam, pencederaian jadi kasih sayang mereka terhadap Rasulullah SAW.
Bila seseorang dihadapkan pada suatu situasi yang tidak sesuai dengan harapannya kemudian memancing temperamen dan emosionalnya, lalu orang itu menanggapi dengan sikap introspeksi atau mengoreksi diri maka saat itulah orang itu tengah bersabar.
Seseorang yang harus menunggu dalam waktu yang cukup lama lalu dia bertanya ke sana kemari diiringi dengan doa kapan tiba waktunya yang ditunggu-tunggu, orang itu sedang mendemonstrasikan sikap sabar.
Demikian pula jika seseorang menghajatkan suatu keadaan yang menyenangkan dirinya seperti ingin meraih suatu jabatan di tempat ia kerja, ingin terpilih sebagai yang terbaik serta ingin sukses dalam hal apa saja, lalu ia kelola cita-citanya itu dengan ikhtiar maksimal disertai doa secara terus-menerus, sikap yang seperti itulah hakikat sabar yang sesungguhnya.
Jadi bersabar adalah sikap aktif dan penuh atensi terhadap suatu keadaan.
Kalau demikian halnya betapa banyak orang yang sukses justru terlahir dari sikap sabar; sabar aktif yang ia lakukan. Dan sebaliknya banyak juga orang yang gagal juga bersumber dari sikap sabar; sabar pasifnya.
Sabar aktif di dalam ilmu psikologi sering disebut kecerdasan emosional; yaitu kemampuan mengelola dan mengendalikan diri secara bijak.
Para ahli psikologi berpendapat bahwa kecerdasan intelektual hanya berperan 20% dalam menentukan kesuksesan seseorang dalam hidupnya, sedangkan sisanya 80% diperankan oleh kecerdasan emosional dan kecerdasan lainnya.
Kalau demikian halnya, dapat kita katakan bahwa kesuksesan hanya akan dapat lahir dari sikap sabar aktif, dan kegagalan selalu juga datang dari sikap sabar kita yang pasif.
Sudah banyak testimoni tentang kesuksesan seseorang yang jurus utamanya dan penentu kesuksesannya adalah sabar aktif.
Garansi itu dari Tuhan Yang Maha Sayang kepada orang-orang sabar. Dalam Alquran surah al-Baqarah, ayat 153 Allah SWT berfirman
“Wahai orang-orang yang beriman (yang selalu ingin sukses) mohonlah pertolongan dengan sabar (aktif) dan doa, karena sesungguhnya Tuhan selalu bersama orang-orang sabar (aktif).
Polewali, 16 Maret 2025.