Ramadhan: Berkah Bagi Muaballigh

0
94

Ramadhan: Berkah Bagi Muballigh

Suf Kasma

Jamaah Oh Jamaah, Alhamdulillah…

Ini bukan ustadz Maulana, tapi ustads mau berkelana.

Masya Allah, Ramadhan Karim 1446 H ini, korps Muballigh sibuk mendistribusikan nasihatnya tiap-tiap masjid, mushala, surau, dan langgar.

Ramadhan seperti bulan ilmu, memiliki nuansa pengetahuan pada sudut-sudut masjid.

Duhai, andai Muballigh tiada memfill up dakwahnya, Manrasani…

Muballigh meluangkan waktunya bersenandung ria di podium-podium masjid,

Sambil membawakan uraian hikmah & kisah-kisah inspiratif yang memukau.

Tak lupa metode humanis & humorisnya membuat jamaah tertawa terkekeh-kekeh.

Ada pula Muballigh berusaha menghibur jamaah tarawih, namun tiada seorang pun yang mesem, kecuali Muballighnya sendiri yang ketawa.

Oh berarti berdakwah itu merupakan sebuah anugerah (talenta).

Pada prinsipnya, Muballigh itu mengajak, bukan mengejek.

Juru dakwah idealnya datang tuk merangkul, bukan memukul.

Pendakwah seharusnya membina umat, tidak boleh menghina.

Bukan pula mengobral bid’ah sana-sini.

Da’i harus tampil good looking di depan publik sambil membujuk, bukan menunjuk-nunjuk lalu memvonis neraka Jahannam melulu.

Jamaah tarawih bisa ketakutan.

Audiens dapat bergidik.

Hadirin bisa cemas & bimbang.

Apakah ada Muballigh memomokkan itu?

Ya, Muballigh yang suka menyalahkan orang lain melalui tausiyahnya.

Muballigh yang merasa taklimatnya paling benar.

Diktum dan mazhabnya sangat valid,

Sirkulasi advisnya-lah teramat sahih.

Muballigh varian ini masih perlu belajar.

Aku sarankan agar lanjut sekolah lagi deh.

Syahdan, ada Muballigh saat berdakwah disertai vocal bariton bervolume tingkat tinggi.

Mereka mencak-mencak sambil mengepalkan tangan ke atas mirip Mike Tyson mau meng KO 1 ronde Michael Spinks.

Wuadduuu, brutal amat ala smackdown.

Seorang ibu-ibu pernah berkisah:

Tidak mau ma’ datang kalau ustadz itu ceramah lagi.

Masak 5 poin ngabahas, saya semua nakenna.

Saudaraku,

Indah sekali dakwah jika disampaikan secara hikmah (QS. An-Nahl: 125).

Manhaj Dakwah inilah kutempuh sejak kecil di pesantren dulu hg kini.

Ramadhan Mubarak aku terus diundang memberi tausiyah di masjid, surau, dan langgar.

Usai bertugas, panitia masjid selalu menyalamiku sambil menyodorkan amplop putih mungil berstempel masjid.

Seketika itu aku harus tolak pemberian angpau itu, kecuali…

Isinya!!!

Makassar, 05 Ramadhan 1446 H.

ddi abrad 1