Sakit dan Cinta Sang Sahabat

0
136

Suatu ketika di sebuah kerajaan, tersebar suatu wabah yang yang aneh.

Siapa yang meminum air di kerajaan itu akan menjadi gila.

Satu per satu rakyatnya berubah menjadi gila. Sedangkan raja, keluarga, dan para menterinya, sibuk memasok air jernih yang belum terkena wabah.

Lambat laun seluruh rakyatnya terkena wabah gila. Sedang yang waras hanya tersisa raja, keluarga, dan para menterinya.

Sang raja makin ketakutan dan gundah ketika rakyatnya yang gila berperilaku seperti binatang.

Untuk mencari solusi permasalahan ini raja meminta saran penasihatnya.

Sang penasihat berkata, “Raja, satu-satunya jalan keluar agar kita tak takut lagi adalah kita semua meminum air yang diminum rakyat. Sehingga kita menjadi gila seperti mereka, dan tak ada lagi tingkah mereka yang kita anggap aneh.”

Berapa banyak orang yang rela menjadi buruk, pendusta, dan sesat, karena tak sabar mempertahankan kebaikan, kejujuran, dan petunjuk.

Tsauban, sahabat Nabi, wajahnya pucat pasi Kekhawatiran menguasai dirinya. Bumi menjadi sempit baginya. Hidup terasa dihimpit tanah dan langit

la pun jatuh sakit, karena tak memperhatikan dirinya.

la terjangkiti cinta…

Muhammad SAW. telah menguasai hati dan pikirannya.

Nabi SAW, bertanya kepadanya, “Apa yang terjadi pada dirimu, Tsauban?”

“Duhai Rasul, aku tak sakit, tapi ketakutanku yang menjadikanku seperti ini.” Jawab Tsauban.

“Apa yang membuatmu takut, wahai Tsauban” Tanya Nabi lagi dengan lemah-lembut.

“Duhai Nabi, aku takut membayangkan kelak kau akan berada di surga yang tinggi, sedang aku berada di tempat yang rendah.

Lalu bagaimana aku jika tak dapat berjumpa denganmu? Padahal di dunia ini aku tak tahan berpisah darimu,”

Rasulullah terdiam, dan tak lama turunlah wahyu:

Dan orang-orang yang menaati Allah dan Rasul-Nya, mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu para nabi, shiddiqin, syuhada, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang paling baik. (QS Al-Nisa’ [4]: 69).