TASAWUF RAMADAN (30)
PUASA TAJALLI (j)
Syawal; Bulan Panen Prestasi
Oleh: Husain Alfulmasi
Syawal menurut bahasa Arab irtafa’a (ارتفع) dan izdaada (ازداد) yang berarti meningkat dan bertambah. Harapannya amal ibadah dan kebaikan bertambah dan meningkat di luar Ramadan.
Syawal ditempatkan setelah Ramadan karena merupakan rangkaian lanjutan kegiatan ibadah kepada Allah SWT dan pengabdian kepada sesama. Hal itu dapat dipahami dari salah satu fungsi Ramadan sebagai bulan pendidikan (syahru tarbiyyah).
Setidaknya ada 5 kegiatan ibadah yang rutin dilaksanakan yang berfungsi sebagai pendidikan selama bulan Ramadan yaitu;
Pertama; puasa.
Kalau puasa Ramadan saja yang kita laksanakan 29 atau 30 hari mampu kita lewati tanpa ada satupun yang gugur, maka secara otomatis puasa-puasa sunat di luar Ramadan pasti lebih bisa kita lakukan apalagi hanya dilaksanakan dua kali sepekan; Senin dan Kamis.
Kedua; sedekah.
Mungkin tidak ada malam yang kita lewatkan untuk bersedekah. Begitu kotak amal/celengan lewat di hadapan kita tidak pernah lupa kita isi uang yang selalu kita siapkan sebelum berangkat ke masjid, di luar Ramadan sedekah terus jalan walaupun tidak mesti tiap hari sekali saja sepekan berarti kita sudah bersedekah 52 kali setahun.
Hakikat infaq – sedekah menurut Al-Qur’an (QS Al-Baqarah 261- 265) seperti seorang petani yang menanam benih. Setiap benih yang ditanam akan tumbuh menjadi tujuh tangkai, dan setiap tangkai akan menghasilkan seratus biji.
Ketiga; salat tarawih ada yang melaksanakan 20 + 3 rakaat ada juga hanya 8 + 3 rakaat witir.
Salat tarawih dinamai juga salat malam dan mungkin saja tiap malam kita laksanakan tanpa ada yang bolong satupun. Di luar Ramadan tetap kita lanjutkan walau hanya sekali dalam sepekan, kita bangun tahajud di larut malam munajat kepada Allah SWT di saat manusia lainnya sedang tidur pulas.
Keempat; dengar ceramah.
Kegiatan ini bukan cuma di dalam masjid, tetapi kita juga menyimak ceramah di TV, artikel, media online serta media lainnya.
Kita lakukan semua itu karena kita ingin ibadah kita laksanakan berkualitas. Kita juga ingin memahami agama yang kita anut secara baik dan memadai.
Di bulan Syawal dan bulan-bulan selanjutnya kegiatan itu diharapkan terus berlanjut.
Rasulullah bersabda petiklah ilmu dari mana saja sumbernya. Dan belajar mesti dilakukan secara terus-menerus sampai ke liang lahat. Long life Education, (pendidikan seumur hidup). Begitulah yang diajarkan Islam.
Kelima saling memaafkan.
Boleh jadi selama Ramadan kita sudah saling memaafkan terlebih di hari Fitri, saling salaman maaf memaafkan menjadi pemandangan umum dan seolah wajib dilakukan.
Itu artinya, di luar Ramadan kita memperbanyak kawan dan mengurangi lawan kalau perlu jangan ada satupun lawan kata orang bijak ‘seribu kawan masih sedikit dibanding satu musuh’_
Ramadan telah menempa kita dengan berbagai upgrading pembenahan pribadi saleh; saleh ritual dan saleh sosial selama satu bulan dan bulan Syawal adalah pembuktiannya.
Jika demikian adanya berarti Syawal adalah bulan memanen prestasi !
Polewali, 30 Maret 2025.