TASAWUF RAMADAN (11)
PUASA TAHALLI (f)
Zikir Kehidupan
Oleh: Husain Alfulmasi
Secara bahasa zikir dapat berarti menyebut, mengingat, merenung, dan mengajarkan.
Sedang kehidupan berarti ada, bergerak, dan bekerja di alam raya ini.
Selama manusia bergerak dan bekerja selama itu pula dia berada dalam kehidupan dunia ini.
Jadi zikir kehidupan berarti seseorang yang sedang mengingat keberadaannya di dunia.
Kata zikir terdiri dari tiga huruf yaitu ذ (ذ diindonesiakan menjadi z), huruf k (ك) dan ra (ر) mempunyai makna sendiri-sendiri.
Pertama huruf ذ mewakili kata ذهن (zihnun) berarti akal dan pikiran, menjelaskan bahwa orang yang tengah berzikir adalah orang yang sadar dengan pikiran waras.
Orang yang berzikir sejatinya tetap dalam keadaan sadar dan pikiran fokus pada untaian kalimat zikir yang dilirihkan bukan hanya lisan yang berkomat kamit melirihkan kalimat thoyyibah (kalimat zikir seperti ya Allah, astagfirullah, allahumma solli ala Muhammad dan lainnya) tetapi seluruh anggota tubuh ikut berinteraksi.
Kedua huruf ك melambangkan kata كرر bermakna mengulangi, menjernihkan, dan memurnikan.
Zikir merupakan kegiatan yang secara terus-menerus diulang-ulangi bukan hanya kalimat toyyibah yang diulang-ulang saat berzikir sebagaimana definisi zikir menurut KBBI yaitu puji-pujian kepada Allah yang diucapkan berulang-ulang, tetapi juga kegiatan seperti itu sendiri mesti dilakukan secara terus-menerus kapan dan di manapun.
Maksud diulang-ulangi agar kalimat ini terpatri dalam jiwa dan mewarnai sepak terjang kita dalam bergaul dan bertutur.
Maksud lain diulangi untuk memastikan pusat sinyal cahaya dalam hati dapat terus online sehingga mudah mengakses karunia dari Allah SWT.
Ini pula berarti bahwa orang yang malas berzikir apatah lagi tidak pernah berzikir laksana menjadikan hatinya offline sehingga akses karunia Allah sangat susah tertangkap yang membuat ia laksana orang yang kehilangan arah.
Ketiga huruf ر yang mewakili kata رابط (rabith) yang berarti ikatan, hubungan, ketenangan, dan penguasaan diri.
Orang yang berzikir adalah orang yang mengikatkan jiwanya dengan Allah SWT sehingga hilanglah rasa takut kepada duniawi (takut miskin, takut melarat dan lainnya) digantikan dengan rasa tenang dan inti dari zikir adalah terciptanya suasana hati yang tenang.
Menurut ahli hikmah bahagia sejati adalah ketenangan jiwa dan sengsara sejati adalah keresahan jiwa.
Orang yang konsisten mengamalkan zikir akan mendapatkan karunia jiwa yang tenang tidak grasak-grusuk dalam menghadapi setiap masalah.
Kejadian irasional (tak masuk akal) jamak mendatangi ahli zikir seolah mengatakan “jangan kuatir semua sudah ada jalan keluarnya”.
Kehidupan dunia yang penuh tantangan, kesenangan, keindahan dan kegundahan berkelit kelindang kadang membuat orang hanyut dalam kelalaian kepada Tuhan.
Dengan zikir ada keseimbangan diri dalam menyikapi hidup sehingga hati dapat terus mengakses karunia Tuhan dengan tanpa lupa akan hak dalam hidup.
Agar terus online dengan Allah, Hujjatul Islam, Imam Ghazali menyusun zikir harian yang masing-masing dibaca 1000 kali yaitu
Senin (La haula wala quwwata illa billah)
Selasa (Allahumma solli ala sayyidina Muhammad wa ala Ali sayyidina Muhammad)
Rabu (astagfirullah)
Kamis (Subhanallahil adzim wabihamdihi)
Jum’at (Ya Alllah)
Sabtu (Lailahailallah)
Ahad (Ya Hayyu Ya Qayyum)
Walhasil zikir mestinya menjadi bagian tak terpisahkan dari keseharian kita, zikir alamat kita masih sadar akan kehidupan dan tanpa zikir kita pun hilang dari pandangan Sang Pencipta Kehidupan, Allah SWT.
Polewali, 11 Maret 2025.