Handphone: Ladang Pahala dan Dosa Jariyah

0
363

 

Boleh jadi jumlah handphone lebih banyak dibanding populasi manusia di dunia, sebab tidak sedikit orang memiliki handphone 2 hingga 3 buah.

 

Malah ada orang memiliki handphone sebanyak 50 buah. Wow kereeen punya handphone sampai 50 keping.

 

Siapa mi pemilik handphone sejumlah itu?

 

Ternyata . . .

 

“Penjual handphone”.

 

Manfaat handphone di era ‘Repot Nasi’ eh reformasi ini, bisa menjadi media komunikasi hingga penyimpanan data.

 

Jika handphone dibawa pergi ke kampus bisa menjadi media pembelajaran, di masjid dipakai merekam tausiyah Mubaligh, di tempat wisata digunakan berfoto ria, di kendaraan digunakan sebagai pemandu jalan (google maps).

 

Ketika PLN menggunakan kekuasaannya padamkan listrik tanpa pemberitahuan lebih dahulu, maka handphone mampu menjadi alat penerangan sementara. Jika dibawa ke Romang Polong bisa ber-selebrasi tuk merekap kehadiran, agar pembayaran uang lauk pauk tidak tergores sekian persen.

 

Sungguh, handphone sangat berguna bagi kehidupan anak cucu Adam. Perangkat seluler ini bisa menjadi alat komunikasi yang sangat efektif. Mau belokkan ke kanan atau kiri, tergantung si pemilik handphone.

 

Handphone bagai malaikat Munkar & Nakir selalu hadir di mana-mana, aktif menyertai manusia dalam setiap langkah kakinya.

 

Tidak mengenal jenis kelamin; laki-laki dan perempuan, bencong hingga CALABAI KOTE’ pun mengoperasikan handphone.

 

Kakek yg giginya sudah permisi satu persatu MARUNU’ BUNNE tak ketinggalan memanfaatkan jasa handphone. Bahkan ada nenek saking tuanya, TANIA NA ISINNA SIPPO, ISI BUKUNNA NA SIPPO tak tertinggal mendayagunakan via handphone.

 

Hampir saja seantero dunia jadi ketergantungan handphone, semua umur jadi kecanduan.

 

Lantas, apa yang begitu brilian tentang handphone? Adalah kesederhanaan & pemanfaatannya.

 

Handphone kompeten menjadi ladang amal, dan lihai pula menjadi dosa jariyah.

 

Handphone mampu menjadi ladang amal, eksistensinya memiliki daya kuat untuk melipatgandakan aneka pahala. Seperti berbagi inspirasi kebaikan lewat handphone. Semakin tersebar inspirasi kebaikan ke publik, semakin berganda pula pahala bagi si pengirim maklumat.

 

Rasulullah Saw bertitah, “Barang siapa mengajak kepada suatu kebaikan, maka ia mendapat pahala seperti orang yang mengikutinya, dengan tidak mengurangi sedikit pun pahala-pahala mereka.” (HR Muslim).

 

Namun, handphone bisa menjadi ladang dosa, jika tidak bijak menggunakannya, maka bisa terjebak pada dosa jariyah. seperti membagikan berita tidak benar melalui handphone.

 

Ketika kebohongan terus disebarluaskan.

 

Saat fitnah diedarkan tanpa halangan.

 

Bila keburukan dishare sana sini guna menimbulkan huru-hara melalui handphone, maka dosa-nya akan terus mengalir selama postingannya masih terekam abadi dan dibaca orang.

 

Dosa jariyah akan terus mengalir, kendati si pemilik handphone telah berpulang ke Rahmatullah. Kelak di pengadilan akhirat, anatomi handphone akan bersaksi di hadapan Allah Rabbul Jalil. Na’udzubillâh min Dzâlik!

 

 

𝗕𝘂𝗺𝗶 𝗖𝗲𝗻𝗱𝗿𝗮𝘄𝗮𝘀𝗶𝗵, 26 Maret 2023