Hati dan Perbuatan Tanpa Iman

0
252

Dr. Salahuddin Sopu……………………………

{ وَٱلَّذِینَ كَفَرُوۤا۟ أَعۡمَـٰلُهُمۡ كَسَرَابِۭ بِقِیعَةࣲ یَحۡسَبُهُ ٱلظَّمۡـَٔانُ مَاۤءً حَتَّىٰۤ إِذَا جَاۤءَهُۥ لَمۡ یَجِدۡهُ شَیۡـࣰٔا وَوَجَدَ ٱللَّهَ عِندَهُۥ فَوَفَّىٰهُ حِسَابَهُۥۗ وَٱللَّهُ سَرِیعُ ٱلۡحِسَابِ (39) أَوۡ كَظُلُمَـٰتࣲ فِی بَحۡرࣲ لُّجِّیࣲّ یَغۡشَىٰهُ مَوۡجࣱ مِّن فَوۡقِهِۦ مَوۡجࣱ مِّن فَوۡقِهِۦ سَحَابࣱۚ ظُلُمَـٰتُۢ بَعۡضُهَا فَوۡقَ بَعۡضٍ إِذَاۤ أَخۡرَجَ یَدَهُۥ لَمۡ یَكَدۡ یَرَىٰهَاۗ وَمَن لَّمۡ یَجۡعَلِ ٱللَّهُ لَهُۥ نُورࣰا فَمَا لَهُۥ مِن نُّورٍ (40) }

Tulisan ini dikutip dari Kitab _Al-Amtsal min Al-Kitab wa as-Sunnah,_ karya imam At- Tirmidzi.

Anda juga boleh menelisik lebih jauh siapa itu orang kafir dalam buku (disertasi) karya Dr. Harifuddin Cawidu, _Konsep Kufur di dalam Al-Qur’an._

Inti yang saya pahami dari buku terakhir ini bahwa baik muslim atau non-muslim, dua-duanya bisa menjadi kafir.

Berikut ulasan imam at-Tirmidzi:

Perumpamaan perbuatan orang-orang kafir adalah fatamorgana yang dianggap air oleh orang-orang yang kehausan di padang pasir, sampai ia mendapatkan bahwa fatamorgana itu adalah khayalannya belaka yang digiring kehausan.

Ia akan menuju neraka, sebagaimana firman-Nya:

“Dan orang-orang yang kafir amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu dia tidak mendapatinya sesuatu apa pun.

Dan didapatinya (ketetapan) Allah di sisinya. Lalu Allah memberikan kepadanya perhitungan amal-amal dengan cukup dan Allah adalah sangat cepat perhitungannya.

Atau seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak, yang di atasnya ombak (pula), di atasnya (lagi) awan; gelap gulita yang tindih-bertindih.

Apabila ia mengeluarkan tangannya, tiadalah dia dapat melihatnya, (dan) barangsiapa yang tiada diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah tiadalah dia mempunyai cahaya sedikit pun.”

(an-Nuur: 39-40)

Dalam ayat ini, Allah memberikan perumpamaan untuk dada, hati, dan perbuatan orang kafir dengan kegelapan lautan, ombak, dan awan.

Lautan merupakan hati yang gelap dan bingung. Ombak merupakan kemusyrikan, sedangkan awan merupakan segala perbuatan yang jelek.

Jika dia mengeluarkan tangannya maka hampir saja dia tidak melihatnya.

Begitu juga dengan orang kafir, hatinya adalah kegelapan yang ada dalam dada yang gelap, yang berada dalam tubuh yang gelap.

Dia tidak akan melihat cahaya keimanan dan bahkan tidak mau untuk melihatnya.

Pendengaran orang kafir merupakan kegelapan. Penglihatannya merupakan kegelapan. Lidah dan hatinya juga merupakan kegelapan, sebagaimana firman Allah:

“Gelap gulita yang tindih-bertindih”.

Barangsiapa yang tidak diberikan cahaya oleh Allah maka ia tidak akan memiliki cahaya.

ddi abrad 1