Memberi Tanpa Takut Kekurangan

0
131

Dr. Salahuddin Sopu

MEMBERI TANPA TAKUT KEKURANGAN

Ini sepenggal kisah yang dikutip dari kitab Mawaqif Insaniyyah fi asSirah anNabawiyyah:

Termasuk kebiasaan beliau & ialah sering kali beliau memberikan sesuatu kepada seseorang tidak hanya melebihi apa yang diminta atau diharapkannya, melainkan melebihi apa yang ia bayangkan.

Cerita berikut ini akan menguatkan pendapat di atas:

Usai terjadinya Perang Hunain Rasulullah & mendapatkan rampasan perang yang melimpah saat itu: unta, kambing, uang dan perhiasan.

Atas kebijaksanaannya yang luhur, beliau hendak menggunakan harta bagiannya untuk melunakkan hati kaum Muslimin yang baru yakni penduduk Makkah khususnya dan untuk semua umat Islam yang baru saja gigih melawan musuh-musuh beliau, terlibat dalam pertempuran yang sengit, dan terluka demi beliau.

Beliau membagikan rampasan bagian beliau kepada meraka, kecuali kepada para sahabat yang memang sangat tulus dan yang sangat mencintai beliau.

Setelah melunakkan hati para pengikut beliau yang baru dan juga para pejuang yang telah lama masuk Islam, sampailah beliau pada kelompok sahabat yang terakhir, beliau melakukan itu dengan ditemani Shafwan bin Umayyah, orang yang masuk Islam tiga bulan setelah Perang Hunain.

Di Hunain, Shafwan sudah terlibat di pihak Nabi meski ketika itu belum masuk Islam.

Sementara itu tatkala menyertai Nabi berkeliling, Shafwan melihat banyak kambing memenuhi lembah dan digiring di antara dua bukit.

Saking takjubnya karena indah dan berjumlah banyak Shafwan berkata, “Alangkah bagusnya itu, wahai Muhammad!”

“Apakah itu membuatmu takjub, wahai Abu Umayyah?” jawab Nabi balik bertanya.

Dalam keadaan tercengang Shafwan mengamat-amati, lalu ia menjawab, “Memang menakjubkan.”

“Yang itu milikmu… Itu juga milikmu. Ambillah! Aku telah memberikan kepadamu semua yang engkau lihat!” kata Nabi Saw. seketika.

Di hadapan ‘karunia’ yang banyak yang belum pernah terlintas di benak ataupun pikiran Shafwan, ia tidak ingin menerimanya sendiri, bahkan juga menangguhkannya.

Kemudian ia dengan setulus hati mengucap «Aku bersaksi bahwasanya engkau adalah utusan Allah.

Tak lama waktu berselang Shafwan kembali ke kaumnya, lalu ia mengajak mereka masuk Islam.

Shafwan juga membagi-bagikan kambing-kambingnya kepada mereka di jalan kenabian.

“Hai kalian, masuklah ke dalam Islam! Karena Muhammad bisa memberi sesuatu seperti pemberian seseorang yang tidak takut melarat.” teriak Shafwan dengan lantang.