Mengikis Paham Sempalan Tradisi 1 Muharram

0
224

MUTIARA HIKMAH

ANRE GURUTTA MANGKOSO

01) Penanggalan yang dianut dalam Islam disebut penanggalan Hijeriyah karena awal perhitungannya dimulai pada saat hijrahnya Nabi Saw.

Berbeda dengan penanggalan Miladiyah, dikatakan Miladiyah yang artinya waktu kelahiran karena awal perhitungannya dimulai pada saat lahirnya Nabi Isa alaihissalam.

02) Bulan Muharram adalah bulan pertama dalam urutan bulan-bulan Islam yang perhitungannya berdasarkan perjalanan bulan mengelilingi bumi sehingga dikatakan bulan-bulan Qamariyyah.

Berbeda dengan bulan dalam kalender Miladiyah perhitungannya berdasarkan perjalanan bumi mengelilingi matahari sehingga dikatakan bulan-bulan Syamsiah.

03) Anggapan yang meyakini bulan Muharram ini adalah bulan naas terutama tanggal 01 Muharram selaku awal tahun Hijeriyah dipahami sebagai hari naas atau hari celaka adalah paham sempalan yang dipelihara oleh sebagian kaum Muslimin.

Oleh karena ketika kita menoleh pada peristiwa sejarah, maka informasi yang banyak didapatkan pada bulan Muharram ini adalah kemenangan bagi orang-orang beriman dan kebinasaan bagi orang-orang kafir.

Andai kata keyakinan naas itu memang ada, maka yang paling pantas menerima keyakinan ini adalah orang-orang kafir, bukan orang-orang beriman.

04) Paham naas ini melahirkan sejumlah keyakinan menyimpang, di antaranya istilah “pemali”.

Pemali itu perbuatan yang terlarang menurut keyakinan penganutnya. Bila dilanggar, maka terancam dapat petaka dan sejenisnya.

05) Paham pemali ini mendapatkan ancaman dalam hadis sebagai berikut:

عنْ ابْنِ مَسْعُودٍ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الطِّيَرَةُ شِرْكٌ الطِّيَرَةُ شِرْكٌ ثَلَاثًا وَمَا مِنَّا إِلَّا وَلَكِنَّ اللَّهَ يُذْهِبُهُ بِالتَّوَكُّلِ” (رواه أبو داود: ٣٤١١).

Artinya:

Dari Abdullah bin Mas’ud r.a., dari Rasulullah Saw., beliau bersabda, “pemali itu adalah syirik, pemali itu adalah syirik (beliau mengulangi) tiga kali.

Tiadalah di antara kita kecuali yang beranggapan seperti itu. Akan tetapi Allah menghilangkannya dengan tawakkal” (HR Abu Daud: 3411).

06) Paham pemali ini biasanya muncul dari tukang-tukang tenung. Mengingat langkanya ulama sejak dahulu, maka yang mengambil alih peran ulama adalah tukang-tukang tenung.

Merekalah yang banyak memberi fatwa kepada umat kala itu. Fatwa yang tidak berdasar pada syariat tapi berdasar pada keyakinan animisme.

07) Meminta fatwa kepada tukang tenung atau para normal ternyata mendapat ancaman sebagai berikut:

a. Tidak diterima shalatnya selama 40 hari berdasarkan riwayat berikut:

مَنْ أَتَى عَرَّافًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَىْءٍ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلاَةٌ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً” (رواه مسلم: ٢٢٣٠).

Artinya:

“Barangsiapa yang mendatangi tukang ramal, maka shalatnya selama 40 hari tidak diterima” (HR Muslim: 2230).

b. Dianggap mengingkari ajaran al-Qur’an berdasarkan riwayat berikut:

مَنْ أَتَى كَاهِناً أَوْ عَرَّافاً فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُولُ فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ” (رواه أحمد: ٩٥٣٢).

Artinya:

“Barangsiapa yang mendatangi dukun atau para ramal, lalu ia membenarkan terhadap apa yang dia katakan, maka ia berarti kufur pada apa yang telah diturunkan kepada Muhammad” (HR Ahmad: 9532).

08) Di antara ayat al-Qur’an yang dapat menjadi tuntunan meneguhkan akidah adalah sebagai berikut:

a. QS Yunus: 107

وَاِنْ يَّمْسَسْكَ اللّٰهُ بِضُرٍّ فَلَا كَاشِفَ لَهٗ ٓاِلَّا هُوَ ۚوَاِنْ يُّرِدْكَ بِخَيْرٍ فَلَا رَاۤدَّ لِفَضْلِهٖ ۗ يُصِيْبُ بِهٖ مَنْ يَّشَاۤءُ مِنْ عِبَادِهٖ ۗوَهُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

Terjemahannya:

“Dan jika Allah menimpakan suatu bencana kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia.

Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tidak ada yang dapat menolak karunia-Nya.

Dia memberikan kebaikan kepada siapa saja yang Dia kehendaki di antara sekalian hamba-Nya. Dia Maha Pengampun, Maha Penyayang.”

b. QS al-Taubah: 51

قُلْ لَنْ يُصِيبَنَا إِلَّا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَنَا هُوَ مَوْلَانَا ۚ وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ

Katakanlah:

“Katakanlah, “sekali-kali tidak akan ada yang menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah untuk kami. Dialah Pelindung kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakkal.”

09) Rasulullah Saw. mengajarkan suatu do’a untuk meneguhkan hati terhadap segala ketentuan Allah Swt. Do’a tersebut dikutip dari riwayat berikut:

عَنْ عُرْوَةَ بْنِ عَامِرٍ قَالَ أَحْمَدُ الْقُرَشِيُّ قَالَ ذُكِرَتْ الطِّيَرَةُ عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ أَحْسَنُهَا الْفَأْلُ وَلَا تَرُدُّ مُسْلِمًا فَإِذَا رَأَى أَحَدُكُمْ مَا يَكْرَهُ فَلْيَقُلْ اللَّهُمَّ لَا يَأْتِي بِالْحَسَنَاتِ إِلَّا أَنْتَ وَلَا يَدْفَعُ السَّيِّئَاتِ إِلَّا أَنْتَ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِكَ” (رواه أبو داود: ٣٤١٨).

Artinya:

Dari ‘Urwah bin ‘Amir, “Ahmad al-Qurasyi berkata, “Telah disebutkan pemali di sisi Nabi Saw. Kemudian beliau bersabda, “yang terbaik adalah sikap optimisme, dan pemali ini tidak boleh menahan kehendak seorang muslim.

Apabila salah seorang di antara kalian melihat apa yang ia tidak sukai, maka hendaknya ia mengucapkan;

Ya Allah, tidak ada yang mendatangkan kebaikan kecuali Engkau, dan tidak ada yang dapat menolak keburukan kecuali Engkau, dan tidak ada daya serta kekuatan kecuali karena Engkau” (HR Abu Daud: 3418).

وبالله التوفيق والدعوة والإرشاد

Disimak dan dipenakan oleh Muh. Aydi Syam

Mangkoso,

17 Muharram 1445 H/03 Agustus 2023 M