Menyayangi anak kecil

0
317
Menyayangi anak kecil
Hukum menyayangi anak kecil

MENYAYANGI ANAK KECIL

Dikutip dari kitab Qamiuth Tughyan, karya Syekh Nawawi Al Bantani. Diceritakan ada seseorang yang berlumuran dosa, namun kemudian Allah lebur dosa-dosanya.

Kemudian Rasulullah SAW bertanya kepada Jibril:
“Sebab apa Allah mengampuni dosa orang tersebut?”

Malaikat Jibril pun menjawab:

له صبي صغير ، فإذا دخل بيته يستقبله ، فيدفع إليه شيئا من المأكولات او ما يفرح به ، فإذا فرح الصبي يكون كفارة لذنوبه

“Karena ia memiliki anak kecil, ketika pulang dari bepergian, saat ia masuk ke rumahnya, ia disambut putranya yang masih kecil, ia memberikan buah tangan yang membuat sang buah hati bahagia. Kebahagiaan anak inilah yang mengakibatkan ia memperoleh “kaffaratudz dzunub” dosa-dosa yang diampuni.”

وقد ذكر ابن حجر في اللسان ( 5 / 272 ط القديمة ) في ترجمة محمد بن عبدة بن حرب … عن أنس – رضي الله عنه – قال : قال رسول الله – صلى الله عليه وسلم – : ” في الجنة باب يقال لها دار الفرح ، لا يدخلها إلا من فرح الصبیان

Bahkan juga ada riwayat Hadis yang berasal dari Sahabat Anas, beliau menyampaikan bahwa Rasulullah Bersabda : “Di dalam syurga terdapat sebuah pintu bernama “Rumah Kebahagiaan”. Tidak masuk ke dalamnya kecuali orang yg pernah membuat anak kecil bahagia.”

Syekh Nawawi Al Bantani dalam keterangan hadits tersebut menyatakan yang dimaksud adalah menggembirakan anak kecil baik anaknya sendiri atau bukan.

Suatu ketika, Nabi SAW sujud agak lama dalam shalatnya mengimami para sahabat. Setelah salam, para sahabat bertanya, ada apa gerangan ya Rasul, kok sujud kita agak lama kali ini? Apa ada wahyu yang turun? “Tidak”, jawab sang Rasul. Hanya saja kedua cucuku naik ke atas punggungku tadi, dan Aku tidak ingin segera bangkit dari sujud sebelum mereka puas.

Di kali lain, Nabi SAW malah mempercepat shalatnya. Para sahabat lagi-lagi bertanya, ada apa dengan shalat tadi ya Rasul? Kok agak cepat, tidak seperti biasanya? Jawab sang Rasul, “Tidakkah kamu dengar suara tangis anak kecil?”