Suatu hari, tanggal 29 Juli 1985, selesai salat Asar, Gurutta Amberi Said berkeliling mengelilingi pondokan-pondokan santri yang bertebaran diantara rumah-rumah penduduk.
Menjelang Magrib, ia menanam sebatang kelapa di depan rumahnya sambil berpesan kepada putranya dan santri-santri yang membantunya menanam kelapa itu, Yang sebatang ini biarlah aku yang menanam sebagai kenang-kenangan, sedangkan yang lainnya kalianlah yang melanjutkan.
Ternyata, peristiwa dan ucapannya itu mempunyai makna yang sangat dalam karena itulah hari terakhir beliau.
Besoknya, hari Selasa tanggal 30 Juli 1985, usai salat Subuh dan mandi pagi, terjadilah suatu insiden kecelakaan yang membawa beliau menghembuskan nafas terakhir setelah memimpin Pesantren DDI Mangkoso selama 36 tahun.
Atas persetujuan Petta Soppeng dan tokoh-tokoh Masyarakat Mangkoso, Gurutta H.M.Amberi Said dimakamkan di halaman depan Masjid Jami Mangkoso, mesjid tempat beliau menghabiskan lebih dari separuh usianya dan menjadi saksi bisu akan kiprah seorang tokoh yang sulit dicari bandingannya di masa sekarang ini.
Tumpah ruahnya ribuan orang dalam prosesi pemakaman beliau menunjukkan betapa besarnya kecintaan mereka terhadap Gurutta.