Perang Tapi Manusiawi

0
216

Perang tapi manusiawi. Dalam bahasa nabi, orang-orang Islam dilarang selalu berharap ketemu musuh, tapi ketika ketemu juga dilarang lari kecuali dalam kondisi tertentu.

Perang dalam Islam, tujuannya semata-mata adalah untuk melakukan perlawanan, membela kehormatan dan tanah air. Hal itu dapat dimengerti dari semua perang yang secara pisik nabi terlibat.

Dari 27 perang yang diikuti nabi, tidak satupun dilakukan kecuali semata-mata untuk mempertahankan eksistensi diri sebagai manusia yang bermartabat.

Itulah sebabnya, dalam Islam, perang diatur sedemikian rupa. Paling tidak secara garis besarnya, ada beberapa hal yang tidak boleh dilakukan ketika terjadi perang.

1) tidak boleh berkhianat.

2) tidak boleh melampaui batas.

3) tidak boleh curang.

4) tidak boleh memutilasi jasad korban.

5) tidak boleh membunuh anak kecil. 6) tidak boleh membunuh lansia.

7) tidak boleh merusak tanaman.

8) tidak boleh membunuh masyarakat sipil.

9) tidak boleh menebang pohon yang sedang berbuah.

10) tidak boleh menyembelih binatang ternak kecuali untuk dimakan.

Sepuluh point itulah yang harus diindahkan dalam perang sebagai nilai-nilai kemanusiaan yang harus tetap terjaga.

Baca Juga: Adab Dulu Baru Ilmu

Nah sekarang, coba bandingkan dengan apa yang disaksikan oleh mata kepala kita di beberapa belahan dunia, sungguh sangat mengerikan.

Masyarakat sipil justru jadi sasaran. Anak-anak yang belum tahu apa-apa harus ikut menanggung resiko.

Baca Juga: Ketua Majelis Syuyukh Mengunjungi ABRAD

Rasa kemanusian hampir punah, padahal dalam bahasa al-Qur’an membiarkan satu jiwa manusia hidup, bagaikan menghidupkan seluruh jiwa manusia.

Hasbiyallahu wa ni’mal wakil.

Oleh Lukman Arake

Guru besar Ilmu Fikih Siyasah IAIN Bone

ddi abrad 1