Biografi Anregurutta AG. H. M. Amberi Said
Subuh sebentar lagi tiba, namun gelap masih menyelimuti bumi.
Embun yang menyaput dedaunan menambah dingin suasana.
Di tengah kegelapan itu, seorang lelaki muda mengayuh sepeda tanpa menghiraukan udara dingin yang menusuk tulang.
Ia tampak agak tergesa karena harus tiba di mesjid yang jauhnya tiga kilometer dari tempat tinggalnya, sebelum azan subuh menggema.
Lelaki muda itu adalah Muhammad Amberi Said.
Tokoh yang kelak mengharumkan kiprah Pondok Pesantren DDI Mangkoso hingga namanya tidak bisa dipisahkan dari sejarah lembaga pendidikan yang cukup ternama itu.
Dilahirkan di Kampung Lapasu, Desa Balusu, Kec. Soppeng Riaja (tiga km sebelah timur Mangkoso) pada tanggal 23 Mei 1919.
Oleh kedua orang tuanya, M. Said Daeng Patapa dan I Wilo Daeng Macora, ia diberi nama La Mandora.
Ketika penjajah Belanda memerintahkan rakyat untuk bekerja paksa, ia dibawa oleh neneknya, I Jawe Daeng Tamemme, untuk menemui Datu Soppeng guna mendapatkan Stambuk agar terhindar dari kerja paksa tersebut.
Oleh Datu Soppeng, ia diberi stambuk dan gelar Daeng Palallo yang berarti Melampaui.
Menurut silsilah lontara, garis keturunannya dianggap melampaui saudara sepupunya yang lain.
Kelak, saat belajar di Salemo, gurunya di sana mengganti namanya menjadi Muhammad Amberi Daeng Palallo.
Tampaknya, dunia pendidikan telah menempa pribadinya sejak kecil.
Setamat mengaji Alquran, Muhammad Amberi belajar agama pada pengajian yang diadakan oleh H. Kittab (Kadhi Soppeng Riaja dan kelak menjadi paman mertuanya), sambil bersekolah di Sekolah Rakyat (SR) Lapasu.
Sore hari ia belajar pada sekolah Muhammadiyah Kampung Baru, sejak tahun 1929.
Ia menamatkan pendidikan pada kedua sekolah tersebut pada tahun 1933.
Setahun kemudian, ia melanjutkan pelajaran ke Madrasah Arabiyah Islamiyah (MAI) Sengkang yang diasuh oleh Anregurutta H. Asad dan Anregurutta H. Ambo Dalle.
Pada tahun 1936, Muhammad Amberi meneruskan pelajaran pada pengajian salaf di Pulau Salemo.
Di pulau itu, ia memperdalam ilmu agama Islam pada dua ulama besar di masa itu, Anregurutta Puang Walli dan Anregurutta Puang Apala.